REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani, menyoroti 25 klaster Covid-19 dari pembelajaran tatap muka (PTM) di DKI. Menurut dia, memang harus ada keterbukaan dari setiap kasus yang terjadi di sekolah-sekolah.
Kendati demikian, jumlah klaster tersebut diklaimnya perlu investigasi lebih jauh. "Jadi data 25 klaster itu perlu diinvestigasi," kata Rani.
Terlepas dari itu, lanjut Rani, perlu ada prasangka baik kepada Pemprov DKI melalui Disdik DKI. Pasalnya, Disdik ia nilai tidak akan ceroboh dalam menjaga kredibilitas.
Dia melanjutkan, informasi yang didapat pihaknya hingga kini menyoal evaluasi PTM Terbatas di DKI hingga 22 September, adalah penutupan beberapa sekolah. Hingga tanggal itu, lanjut Rani, ada tujuh sekolah yang diberlakukan penutupan sementara.
Baca juga : DKI Bantah Temukan 25 Klaster Sekolah di PTM Terbatas
"Enam diantaranya karena ditemukan kasus positif, dan satu sekolah ditutup karena pelanggaran prokes," tutur Ketua fraksi Gerindra itu.
Dari enam sekolah tadi, lanjut dia, hanya satu sekolah yang terdapat pelacakan dua pelajar terkonfirmasi Covid-19. Sedangkan lima sekolah lainnya berdasarkan hasil pelacakan, menunjukan hasil negatif. "Iya ini data yang diinfokan oleh disdik," ujar dia.