Jumat 24 Sep 2021 14:06 WIB

RS di Singapura Kewalahan Hadapi Lonjakan Kasus Covid-19

Rumah sakit di Singapura menghadapi krisis akibat lonjakan baru kasus Covid-19

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Christiyaningsih
Rumah sakit di Singapura menghadapi krisis akibat lonjakan baru kasus Covid-19. Ilustrasi.
Foto: AP
Rumah sakit di Singapura menghadapi krisis akibat lonjakan baru kasus Covid-19. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA – Rumah sakit di Singapura menghadapi krisis akibat lonjakan baru kasus Covid-19. Pada 18 September lalu, negara tersebut melaporkan lebih dari seribu infeksi. Itu pertama kali terjadi sejak April tahun lalu.

Tan Tock Seng Hospital (TTSH) misalnya, harus memanfaatkan area penahanan sementara sebagai perpanjangan dari ruang unit gawat darurat (UGD). “Karena lonjakan kasus komunitas, fasilitas ini merupakan perpanjangan dari departemen darurat kami untuk menciptakan lebih banyak ruang pemeriksaan sebagai bagian dari upaya peningkatan Covid-19 kami yang aman,” kata TTSH pada Kamis (23/9) dikutip dari Channel News Asia.

Baca Juga

TTSH mengungkapkan pekan lalu pihaknya cukup kewalahan menerima pasien baru Covid-19. “Kami telah menerima kasus positif dan terduga Covid yang lebih tinggi dari biasanya melalui ambulans dan walk-in di departemen darurat kami,” ucapnya.

TTSH mengatakan selain merawat kasus-kasus darurat, UGD-nya juga melakukan triase kasus Covid-19 ke tempat perawatan yang tepat. “Pasien yang tidak sehat dirawat di NCID (National Centre for Infectious Diseases/Pusat Nasional untuk Penyakit Menular) kami untuk perawatan. Sementara pasien yang dicurigai dengan gejala dirawat di rumah sakit yang ditunjuk bangsal di TTSH,” katanya.

TTSH bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan untuk memulangkan pasien dengan kondisi stabil. Mereka nantinya menjalani program pemulihan di rumah atau ke fasilitas perawatan masyarakat. “Jika kondisi Anda tidak darurat, silakan mencari bantuan medis di dokter umum atau poliklinik terdekat,” katanya.

Dengan lonjakan kasus Covid-19 komunitas, TTSH membuka lebih banyak ruang tunggu dan pemeriksaan. Mereka pun mengaktifkan lebih banyak bangsal dan staf guna meningkatkan respons Covid-19. “Karenanya mungkin ada ketidaknyamanan seperti waktu tunggu yang lebih lama, janji temu klinik yang dijadwalkan ulang, atau pembatasan kunjungan,” kata TTSH.

Sejauh ini Singapura telah melaporkan 82.860 kasus Covid-19 dengan korban meninggal sebanyak 70 jiwa.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement