Jumat 24 Sep 2021 15:16 WIB

Erdogan: Turki tak Sanggup Lagi Terima Pengungsi Afghanistan

Turki saat ini menampung lebih dari 300.000 warga Afghanistan.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Nur Aini
 Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan
Foto: Kepresidenan Turki via AP
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan bahwa negara itu tidak akan mampu menerima pengungsi Afghanistan lagi. Menurutnya, Turki saat ini menampung lebih dari 300.000 warga Afghanistan.

Stockholm Center for Freedom melaporkan, mengutip The Associated Press, bahwa hal itu diungkapkan Erdogan dalam sebuah preview dari wawancara CBS yang akan disiarkan pada Ahad (26/8). Dalam pernyataan yang disiarkan Rabu, Erdogan juga menuduh AS gagal memenuhi kewajibannya di Afghanistan. Menurutnya, AS harus berbuat lebih banyak untuk membantu para pengungsi negara itu.

Baca Juga

Dilansir di Turkish Minute, Jumat (23/9), Turki telah menampung sekitar 3,7 juta pengungsi Suriah yang terdaftar. Negara itu saat ini menghadapi peningkatan jumlah warga Afghanistan yang mencoba memasuki Turki melalui Iran sejak Taliban menguasai ibukota Afghanistan, Kabul.

Menurut laporan media Turki, antara 500 dan 1.000 warga Afghanistan diperkirakan tiba di Turki setiap hari sejak awal Juli 2021. Sebelumnya pada Selasa (21/9), Erdogan berpidato di Majelis Umum PBB di New York, di sana ia memperingatkan potensi gelombang pengungsi yang dipicu oleh perubahan iklim.

Menurut survei yang dilakukan oleh Metropoll, 54,4 persen orang Turki menentang pembukaan perbatasan bagi pengungsi Afghanistan yang melarikan diri dari Taliban. Selain itu, mereka berpikir kemungkinan kebijakan pintu terbuka akan berdampak negatif pada dukungan mereka terhadap pemerintah Turki.

Hanya 18,8 persen responden yang mendukung gagasan Turki menerima pengungsi Afghanistan baru. Kejahatan kebencian terhadap pengungsi dan migran, yang dipersalahkan atas banyak masalah sosial dan ekonomi Turki, telah meningkat di negara itu dalam beberapa tahun terakhir.

Media Turki termasuk yang pro-pemerintah dan oposisi menyulut api kebencian terhadap orang-orang yang melarikan diri dari negara mereka dan mencari perlindungan di Turki. Dalam pidato yang disiarkan televisi setelah pertemuan Kabinet, Presiden Erdogan sebelumnya mengatakan dia menyadari kegelisahan publik Turki tentang pengungsi.

Dia lantas menegaskan kembali bahwa negara itu telah memperkuat perbatasannya dengan Iran dengan militer, gendarmeri (gendarmerie), dan polisi. Selain itu ditegaskan bahwa tembok yang didirikan di sepanjang perbatasan hampir rampung. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement