REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Tim SAR gabungan masih terus melakukan pencarian pendaki yang dilaporkan hilang di Gunung Guntur, Kabupaten Garut, hingga Jumat (24/9). Berdasarkan laporan hingga Jumat sekitar pukul 16.30 WIB, pendaki atas nama Muhammad Gibran Arrasyid (14) masih belum juga ditemukan.
Kepala Seksi Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Wilayah V Garut, Dodi Arisandi mengatakan, hingga saat ini masih belum ditemukan tanda-tanda keberadaan Gibran. Namun, tim SAR Gabungan masih terus melakukan pencarian dengan melibatkan seluruh potensi yang ada.
"Kita juga sudah bentuk tim khusus untuk mencari pendaki ini, karena berdasarkan pengalaman pencarian pendaki hilang pada tahun lalu, korban ditemukan tak jauh dari sekitar tempat kejadian," kata dia saat dihubungi Republika, Jumat.
Dodi mengatakan, pencarian pendaki hilang ini sedikit terkendala medan yang berat. Sebab, di sekitar tempat kejadian perkara (TKP), terdapat jurang yang dalam. Perilah cuaca, menurut dia, tak terlalu menghambat proses pencarian.
Selain itu, pencarian juga terkendala lantaran hingga saat ini belum ditemukan tanda-tanda keberadaan Gibran. Apalagi, saat hilang, pendaki tersebut juga tak membasa perlengkapan mendakinya.
"Semua perlengkapan dia itu masih ada di tenda saat hilang," kata dia.
Dodi menambahkan, pihaknya juga sudah melibatkan sejumlah alhi spiritual dalam pencarian itu. Berdasarkan keterangan sejumlah alhi spiritual, Gibran masih berada di Gunung Guntur.
"Mungkin kalau secara ilmiah, pendaki ini mengalami halusinasi jadi tak sadar berjalan dan tersasar. Mangkanya terus kita cari," ujar dia.
Berdasarkan kesepakatan tim SAR Gabungan, pencarian pendaki hilang itu akan terus dimaksimalkan hingga Ahad (26/9) atau hari kedelapan pascakejadian. Dodi berharap, pendaki dapat segera ditemukan dalam keadaan selamat.
Ihwal pendakian ke Gunung Guntur, Dodi mengatakan, saat ini masih akan ditutup. Penutupan Gunung Guntur untuk pendakian akan dilakukan hingga waktu yang belum ditentukan.
Sebelumnya, Kepala Kantor SAR Bandung, Deden Ridwansah mengatakan, pencarian dilakukan dengan membagi potensi SAR gabungan menjadi empat search and rescue unit (SRU). Tim mulai melakukan pencarian pada pukul 08.00 WIB dari lokasi kejadian (Pos 3) ke arah puncak 1850 dengan metode pencarian Type III (Close Grid). Ia menjelaskan, metode itu digunakan untuk pencarian dengan jarak penyapuan yang kecil.
"Yang ingin dicapai adalah kecermatan dalam pencarian. Type III/Close grid ini biasanya digunakan jika area pencarian terbatas dan tenaga kerja yang tersedia mencukupi," kata dia.
Namun hingga Jumat pukul 13.00 WIB, hasil pencarian masih nihil. Deden menilai, kendala yang dihadapi tim di lapangan salah satunya yaitu cuaca yang cepat berubah serta tidak ada tanda yang ditinggalkan oleh pendaki tersebut.
Adapun unsur SAR yang terlibat terdiri dari Kantor SAR Bandung, BPBD Kabupaten Garut, BKSDA Garut, Polres Garut, Forum Relawan Kabupaten Garut, Koramil Tarogong, PMI Kabupaten Garut, Tagana, Pecinta Alam Kabupaten Garut, Volunteer Cikuray, Baguna Kab. Garut, Vertical Rescue, Wanadri, Wapalapa, Sigap Persis, FKPA Majalaya, dan Mata Angin, serta masyarakat setempat.
Sebelumnya, Gibran dilaporkan hilang pada Ahad (19/9) setelah melakukan pendakian ke Gunung Guntur bersama 13 temannya pada Sabtu (18/9). Ketika itu, Gibran dilaporkan tetap berada di tenda ketika teman-teman pendakinya menuju puncak Gunung Guntur pada Ahad pagi. Namun, ketika teman-temannya kembali, Gibran sudah tidak ada di tenda.