REPUBLIKA.CO.ID, PANGANDARAN -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pangandaran berencana akan menggunakan aplikasi PeduliLindungi di setiap objek wisata. Penggunaan aplikasi itu bertujuan untuk memastikan wisatawan yang datang ke Pangandaran tidak terpapar Covid-19.
Ketua Harian Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kabupaten Pangandaran, Suheryana mengatakan, saat ini pihaknya masih terus mempersiapkan penggunaan aplikasi PeduliLindungi. Rencananya, aplikasi PeduliLindungi akan digunakan di objek wisata utama yang ada di Kabupaten Pangandaran.
"Namun belum akan digunakan akhir pekan ini, kita masih proses. Kan harus ada teknis yang dipersiapkan," kata dia saat dihubungi republika.co.id, Jumat (24/9).
Meski aplikasi PeduliLindungi belum digunakan, Suheryana menjelaskan, wisatawan yang datang disyaratkan sudah menjalani vaksinasi sejak awal objek wisata di Kabupaten Pangandaran dibuka. Sebab, petugas akan memeriksa sertifikat vaksinasi wisatawan di setiap pintu masuk objek wisata.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Pangandaran, Untung Saeful Rachman mengaku sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) untuk menggunakan aplikasi PeduliLindungi. Penggunaan PeduliLindungi akan diterapkan di beberapa objek wisata.
"Kami juga mencoba koordinasi dengan PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia) untuk menggunakan aplikasi itu. Jadi ke depannya, hotel dan restoran juga akan menggunakan PeduliLindungi. Itu kan juga tertuang di Instruksi Mendagri, agar kegiatan pariwisata tetap aman di masa pandemi," ujar dia.
Ketua Badan Pimpinan Cabang (BPC) PHRI Kabupaten Pangandaran, Agus Mulyana mengatakan, sejauh ini hotel dan restoran di Pangandaran masih belum menggunakan aplikasi PeduliLindungi. Namun, penggunaan aplikasi itu sedang diproses oleh Pemkab Pangandaran.
Ia menyebutkan, PHRI telah diminta mendata hotel yang siap menggunakan aplikasi PeduliLindungi. PHRU juga sudah mengirimkan data hotel beserta alamat surelnya kepada pemerintah.
"Yang didaftarkan ini akan bertahap, karena hotel nanti daftar dulu ke PHRI, baru kita serahkan ke pemda. Sementara yang baru ajukan adalah 70 hotel. Nanti tinggal tunggu dari pemda," kata dia.
Menurut Agus, sistem aplikasi PeduliLindungi di Kabupaten Pangandaran belum akan diterapkan pada akhir pekan ini. Sebab, ia menilai, saat ini insfrastuktur yang ada belum sepenuhnya siap.
"Kan harus disiapkan juga QR code-nya," kata dia.
Sementara ini, penggunaan aplikasi PeduliLindungi masih difokuskan untuk hotel, belum untuk restoran. Sebab, tamu yang datang ke hotel pasti akan menginap. Namun, ke depannya seluruh hotel dan restoran pasti akan menggunakan aplikasi PeduliLindungi.
Agus menilai, meski saat ini aplikasi PeduliLindungi belum digunakan, pemeriksaan wisatawan yang masuk ke Pangandaran sudah cukup ketat. Pasalnya, disetiap pintu masuk objek wisata, petugas selalu memeriksa sertifikat vaksinasi wisatawan.
Ia menambahkan, jumlah kunjungan di satu objek wisata juga masih dibatasi maksimal 25 persen dari kapasitas yang ada. Sementara di hotel dan restoran, kunjungan juga masih dibatasi maksimal 50 persen.
"Kita selalu wanti-wanti ke rekan-rekan terkait penerapan prokes dan kapasitas hanya 50 persen. Misalnya kamar ada 100, hanya 50 yang boleh digunakan," ujar dia.
Agus tak ingin aktivitas pariwisata di Kabupaten Pangandaran kembali menjadi sorotan pemerintah pusat. Karena itu, ia meminta semua pihak untuk menerapkan prokes sesuai aturan.
"Daripada nanti kalau jadi boomerang, banyak tamu, euforia, justru bisa ditutup lagi. Itu kita tak mau," kata dia.
Ia mengakui, kunjungan wisatawan ke Kabupaten Pangandaran memang sempat membludak pada pekan pertama dan kedua, setelah objek wisata kembali dibuka. Ramainya kunjungan wisatawan itu dinilai karena banyak tamu yang sudah memesan kamar sejak jauh hari tapi terus tertunda lantaran objek wisata selama awal PPKM masih ditutup. Alhasil, ketika objek wisata dibuka, banyak tamu yang datang untuk menggunakan kamar hotel yang sudah dipesan.
Namun, menurut Agus, pada akhir pekan lalu, kunjungan wisatawan mulai mengalami penurunan dibandingkan pekan-pekan sebelumnya. Termasuk, pesanan kamar untuk akhir pekan besok juga tak seramai pekan pertama dan kedua setelah objek wisata dibuka.