Jumat 24 Sep 2021 20:08 WIB

Anak SD Seberangi Sungai Pakai Styrofoam, Pemkab Klarifikasi

Menurut Pemkab OKI, anak-anak di Desa Kuala 12 biasa bermain styrofoam di sungai.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Andri Saubani
 Warga menyebrang di sungai yang tercemar limbah industri dan rumah tangga (ilustrasi).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Warga menyebrang di sungai yang tercemar limbah industri dan rumah tangga (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Kabupaten Kabupaten (Pemkab) Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan (Sumsel) angkat bicara mengenai viralnya video seorang anak Sekolah Dasar (SD) menyebrang sungai di Desa Kuala Dua Belas, Kecamatan Tulung Selapan, Kabupaten OKI. Anak dalam video itu tinggal di pesisir timur OKI yang biasa pergi ke sekolah dengan menggunakan styrofoam dan tak mau diantar dengan perahu atau speed boat.

Kepala Bidang Pelayanan dan Informatika Dinas Kominfo Ogan Komering Ilir (OKI) Adi Yanto menjelaskan, kejadian itu terjadi di Desa Kuala 12 Kecamatan Tl. Selapan OKI, tepatnya di Dusun Buntuan. Adapun, desa ini berada di pesisir timur OKI.

Baca Juga

"Kuala 12 dihuni sekitar 450 kepala keluarga (KK) yg tersebar di beberapa dusun, salah satunya di dusun buntuan ini. Mata pencarian mereka nelayan dan peternak burung walet," kata Adi saat dihubungi Republika, Jumat (24/9).

Pusat Desa Kuala 12 berada di dusun darat. Ia menambahkan, sebanyak 60 persen warga tinggal di dusun darat ini dan di dusun buntuan menetap sekitar puluhan KK.

Pihaknya mendapat keterangan dari kepala desa setempat  bahwa moda transportasi utama warga di desa ini melewati sungai selebar 250 meter dengan perahu, speedboat, getek. Bahkan, pihaknya juga mendapatkan laporan kalau orang tua di desa itu rata-rata adalah orang mampu, punya perahu bahkan speedboat.

Terkait anak-anak desa tersebut yang berenang menggunakan styrofoam, ia menjelaskan styrofoam ini biasa untuk mendinginkan ikan dan udang.

"Berdasarkan keterangan kades, anak-anak ini enggan diantar orang tuanya gunakan perahu. Jadi, styrofoam tersebut sering dimainkan anak-anak sebagai perahu-perahuan karena mereka bermain-main," katanya.

Terkait kebiasaan ini bisa membahayakan, Adi mengaku bagi penduduk setempat biasa melakukannya karena ibaratnya mereka lahir saja sudah di atas air. Kendati demikian, Pemkab OKI telah menghubungi pihak desa dan sekolah yang dekat wilayah tersebut. Kemudian, dia melanjutkan, pihak pemerintah desa dan sekolah telah mengimbau agar jangan membiarkan anak-anak bepergian menggunakan styrofoam tersebut.

"Dinas pendidikan OKI mengimbau ke sekolah agar wali murid jangan biarkan anak-anaknya berangkat ke sekolah naik stryrofoam," katanya.

Kemudian terkait kemungkinan dibangunnya jembatan, dia melanjutkan, tim dari Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan survei terkait dengan aksesibilitas, jumlah penduduk. "Jangka panjangnya itu," ujarnya.

Sebelumnya, video seorang anak SD menyebrang sungai di Desa Kuala Dua Belas, Kecamatan Tulung Selapan, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan (Sumsel) viral di media sosia. Anak SD ini viral karena naik styrofoam bekas saat pulang ke sekolah.

Anak SD yang mengenakan seragam pramuka itu tampak mahir mendayung styrofoam. Perekam video mengungkapkan rasa bangganya atas perjuangan sang anak untuk menuntut ilmu, terlebih karena tidak ada akses jembatan di lokasi.

Hingga kini, identitas anak SD tersebut belum diketahui. Dari informasi yang dihimpun, anak sekolah di lokasi biasanya menggunakan kapal kecil atau perahu getek sebagai transportasi sungai, termasuk untuk aktivitas masyarakat lainnya seperti mencari ikan dan aktivitas lainnya. Jarak antara bantaran sungai mencapai 25 meter, rata-rata anak sudah bisa berenang dan terbiasa menyebrang dengan alat transportasi seadanya.

“Kebanyakan anak naik perahu, ada juga yang naik kapal getek. Mungkin karena tidak ada transportasi lagi, sehingga naik styrofoam,” kata Dina, masyarakat sekitar.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement