Sabtu 25 Sep 2021 18:33 WIB

Ketum PBNU: Alkes Impor, Sistem Kesehatan Nasional Rapuh

PBNU meminta pemerintah memperbaiki sistem kesehatan nasional

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Prof KH Said Aqil Siroj, meminta pemerintah memperbaiki sistem kesehatan nasional
Foto: Dok Istimewa
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Prof KH Said Aqil Siroj, meminta pemerintah memperbaiki sistem kesehatan nasional

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Prof KH Said Aqil Siroj, mendorong pemerintah Indonesia untuk membenahi sistem kesehatan nasional pada masa pandemi Covid-19 ini. Karena, menurut dia, sampai saat ini pandemi Covid-19 masih belum berakhir.

Kiai Said mengatakan, NU mendukung sepenuhnya dan membersamai langkah-langkah pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19 dari hulu hingga hilir. Dari sisi hulu, kata dia, penerapan prokes tidak boleh kendor.

Baca Juga

Menurut Kiai Said, meskipun sekarang tengah landai masih ada kemungkinan terjadi lonjakan gelombang ketiga. Menurut keterangan epidomolog, kata dia, berdasarkan pola kurva tiga-lima bulanan, lonjakan diperkirakan terjadi pada akhir 2021.  

Sedangkan dari sisi tengah, menurut Kiai Said, NU mendukung percepatan vaksinasi agar segera terbentuk herd immunity atau kekebalan tubuh. 

“Dari sisi hilir, NU merekomendasikan agar pemerintah memperbaiki sistem kesehatan nasional,” ujar Kiai Said saat sambutan dalam acara pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) NU di Jakarta, Sabtu (25/9).

Kiai Said menuturkan, perbaikan sistem kesehatan tersebut dapat dilakukan dengan meningkatkan rasio dan keandalan fasilitas kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas, mengurangi kesenjangan distribusi fasilitas dan tenaga kesehatan, serta memperkuat ekosistem kesehatan, mulai kemandirian farmasi, penambahan dokter dan nakes, kapasitas RS dan Puskesmas, dan produksi alkes.

"Saat ini, sekitar 94 persen alkes (alat kesehatan) yang beredar adalah produk impor. Dominasi alkes impor menandai rapuhnya sistem kesehatan nasional," jelas Pengasuh Pondok Pesantren Luhur Al-Tsaqafah ini.

Kiai Said menjelaskan, pandemi hanya bisa diatasi dengan adanya sinergi dan kerja sama pemerintah dan masyarakat. Masyarakat harus tetap displin prokes, sedangkan pemerintah harus menggalakkan vaksinasi dan memperbaiki ekosistem kesehatan.

Menurut dia, pemerintah juga perlu membatasi akses masuk bagi tenaga kerja asing, sampai situasi pandemi terkendali. Di sisi lain, kata dia, masyarakat tidak boleh euforia dengan berbagai pelonggaran kegiatan masyarakat. “Kita semua harus waspada terkait potensi datangnya gelombang ketiga," ucapnya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement