REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebutkan Gunung Merapi meluncurkan guguran lava 141 kali selama sepekan, 17-23 September 2021. Adapun jarak luncur mencapai 2.000 meter.
"Guguran lava teramati sebanyak 141 kali ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter," kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida dalam keterangan yang diterima di Yogyakarta, Sabtu.
Berdasarkan analisis morfologi dari Stasiun Kamera Deles 5, Tunggularum, Ngepos, Babadan 2, ia menyebutkan ada perubahan morfologi pada kubah lava barat daya. Volume kubah lava barat daya sebesar 1,6 juta meter kubik dan kubah tengah sebesar 2,854 juta metet kubik.
"Cuaca di sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi dan malam hari, sedangkan siang hingga sore hari berkabut," ujar dia.
Intensitas kegempaan Gunung Merapi, yang di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta itu, selama sepekan masih cukup tinggi, yakni lima kali gempa vulkanik dangkal (VTB), 260 kali gempa frekuensi rendah (LF), 251 kali gempa fase banyak (MP), 1.357 kali gempa guguran (RF), 895 kali gempa embusan (DG), dan empat kali gempa tektonik (TT).
Hanikmenyebutkan bahwa deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM dan GPS tidak menunjukkan perubahan yang signifikan dari pekan sebelumnya."Tidak dilaporkan terjadi hujan, lahar, maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi," kata dia.
BPPTKG hingga saat ini mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga. Dengan levelitu, Hanik meminta warga agar mewaspadai potensi dampak guguran lava dan awan panas Gunung Merapi di sektor selatan-barat daya, yang meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.Kalau terjadi letusan, katanya, lontaran material vulkanik dari Gunung Merapi dapat menjangkau area dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung.