Ahad 26 Sep 2021 12:25 WIB

Ikappi: Aplikasi PeduliLindungi di Pasar Sulit Diterapkan

Ikappi mendorong pemerintah mempercepat vaksinasi pedagang.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolandha
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi (kiri) melakukan pemindaian kode batang sertifikat vaksin COVID-19 melalui aplikasi PeduliLindungi saat kunjungan kerja di swalayan Tiara Dewata, Denpasar, Bali, Sabtu (25/9/2021). Kunjungan Menteri Perdagangan di swalayan tersebut meninjau kesiapan untuk pembukaan dan penerapan SOP PeduliLindungi pada supermarket dan departement store di luar mal sebagai upaya pencegahan penyebaran COVID-19.
Foto: ANTARA/Nyoman Hendra Wibowo
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi (kiri) melakukan pemindaian kode batang sertifikat vaksin COVID-19 melalui aplikasi PeduliLindungi saat kunjungan kerja di swalayan Tiara Dewata, Denpasar, Bali, Sabtu (25/9/2021). Kunjungan Menteri Perdagangan di swalayan tersebut meninjau kesiapan untuk pembukaan dan penerapan SOP PeduliLindungi pada supermarket dan departement store di luar mal sebagai upaya pencegahan penyebaran COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) menilai, penerapan aplikasi PeduliLindungi di pasar tradisional sulit dilakukan dalam waktu dekat. Pasalnya, proses vaksinasi pedagang pasar masih belum merata serta kurangnya sumber daya manusia di pasar yang bisa menjalankan aplikasi tersebut.

Ketua Umum Ikappi, Abdullah Mansuri mengatakan, pihaknya saat ini lebih mendorong percepatan vaksinasi pedagang karena menjadi hal terpenting saat ini.

Baca Juga

"Bukan kami tidak setuju tapi kami mendorong pemerataan vaksinasi. Kami juga sudah sampaikan ke Kementerian Kesehatan tentang beberapa faktor yang menjadi kesulitan," kata Mansuri kepada Republika.co.id, Ahad (26/9).

Ia melanjutkan, selain soal vaksinasi, pedagang yang saat ini tidak bisa mendapatkan vaksin juga harus diperlukan dampaknya jika PeduliLindungi diterapkan. Setidaknya harus ada alternatif yang menjadi solusi bagi mereka yang belum dapat divaksin namun tetap bisa mengakses PeduliLindugi.

"Kami juga memikirkan pedagang yang kena Covid-19 harus menunggu tiga bulan untuk bisa divaksin. Mereka juga harus bisa mendapatkan alternatif," katanya.

Adapun yang tak kalah pentng yakni perlu adanya petugas yang di pintu masuk yang siap melakukan pemindaian aplikasi. Baik bagi pedagang yang akan berjualan maupun konsumen. Sebab, dikhawatirkan akan terjadi penumpukan orang yang justru berbahaya dan berpotensi menjadi tempat penularan virus.

Di sisi lain, Mansuri mengakui banyak pedagang pasar saat ini yang belum memiliki ponsel berbasis android. Dengan kata lain, itu akan menghambat penerapan PeduliLindungi di pasar tradisional.

"Jadi banyak hal yang harusnya bisa diperbaiki terlebih dahulu. Tapi, kalau memang pemerintah dan pengelola tetap ingin uji coba, kami harap tidak dipaksakan agar tidak terjadi gesekan," kata dia. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement