REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Survei Indikator Politik Indonesia (IPI) menyatakan sebanyak 58,1 persen masyarakat puas terhadap kinerja Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada September 2021. Namun, angka tersebut menurun ketimbang bulan-bulan sebelumnya selama pandemi Covid-19.
"Sebelum pandemi itu sekitar 72-70 persen yang puas terhadap kinerja presiden. Nah jadi trennya masih turun," ujar Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia (IPI), Burhanuddin Muhtadi, dalam rilis daringnya, Ahad (26/9).
Dalam data yang dipaparkannya, tingkat kepuasan masyarakat terhadap Jokowi pada Mei 2020 sebesar 66 persen. Angka tersebut terus menurun berdasarkan survei yang digelar pihaknya pada Juli 2020 hingga September 2021.
Pada Februari 2021, tingkat kepuasan masyarakat terhadap Jokowi sebesar 63 persen. Sedangkan pada April naik kembali menjadi 64 persen dan kemudian mengalami penurunan pada Juni (59 persen) dan September (58 persen).
"Kalau misalnya pemerintah menyelesaikan agenda secara parsial, ekonomi saja atau kesehatan saja, tidak terintegrasi, tentu kepuasan terhadap presiden itu belum bisa di-recovery," ujar Burhanuddin.
Adapun pada September 2021, terdapat 34,0 persen responden yang mengaku kurang puas dengan kinerja Jokowi. Sebanyak 2,4 persen lainnya mengaku tidak puas sama sekali, sedangkan 5,6 persen menyatakan tidak tahu atau tidak menjawab.
"Intinya ada peningkatan kepuasan terhadap presiden terkait penanganan Covid, terutama kita lihat survei pada September," ujar Burhanuddin.
Indikator Politik Indonesia melakukan survei ini pada 17 hingga 21 September 2021, dengan 1.200 responden menggunakan metode simple random samping. Adapun toleransi kesalahan atau margin of error sebesar kurang lebih 2,9 persen.
Sampel responden berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional, dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. Dengan situasi pandemi Covid-19, Indikator Politik Indonesia melaksanakan survei dengan kontak telepon kepada responden.