Ahad 26 Sep 2021 18:32 WIB

99 Persen Kasus Covid-19 di AS Disebabkan Varian Delta

Tak hanya di AS, varian Delta juga menyebar luas di India dan inggris.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Nora Azizah
Menurut data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), satu ciri umum di antara 99 persen dari semua kasus Covid 19 baru di seluruh AS disebabkan varian Delta.
Foto: www.freepik.com.
Menurut data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), satu ciri umum di antara 99 persen dari semua kasus Covid 19 baru di seluruh AS disebabkan varian Delta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menurut data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), satu ciri umum di antara 99 persen dari semua kasus Covid 19 baru di seluruh AS disebabkan varian Delta. Varian yang sangat menular ini bertanggung jawab atas 99,4 persen kasus Covid di AS, sementara dua lainnya dari garis Delta hanya 0,2 dan 0,1 persen.

Laporan The New York Times, angka-angka tersebut menunjukkan peningkatan kasus yang mencolok sejak pertengahan Juni lalu. Jenis virus ini menjadi penyebab lebih dari seperempat dari semua kasus di AS sejak awal pandemi April lalu. Varian Delta juga menyebabkan wabah besar di seluruh India dan Inggris.

Baca Juga

"Ini tidak terduga karena varian Delta lebih mudah menular, tetapi juga merupakan pengingat bahwa kita perlu memiliki kewaspadaan terus-menerus," ujar Saskia Popescu, PhD, seorang ahli epidemiologi dan asisten profesor di Universitas George Mason, seperti dilansir dari laman Best Life Online, Ahad (26/9).

Virus ini menjadi sumber kekhawatiran karena kemampuannya yang bisa menyebabkan infeksi terobosan setelah seseorang menjalani vaksinasi. Untungnya, penelitian telah menemukan vaksinasi masih lebih efektif mencegah Covid-19 parah hingga kematian.

Para ahli mengatakan, varian Delta adalah pengingat keras bahwa pandemi masih jauh dari selesai. Masyarakat diminta tidak meremehkan versi terbaru dari virus.

"Bagian terbesarnya adalah jangan lengah. Kami membutuhkan pengawasan terus menerus, pengurutan genom, akses ke pengujian, dan intervensi kesehatan masyarakat," ujar Popescu.

"Virus ini benar-benar menyerang orang-orang yang tidak divaksinasi," kata Edith Bracho-Sanchez, PhD, profesor pediatri di Columbia University Irving Medical Center.

Virus juga menyerang anak-anak yang tidak memenuhi syarat untuk vaksinasi.  Beberapa ahli telah memperkirakan wabah Delta pada akhirnya dapat melewati puncaknya. Namun, perubahan musim mungkin bisa menjadi gelombang baru kasus, terlebih ketika sekolah sudah dibuka.

Dalam wawancara telepon Stephen Hoge, presiden produsen vaksin Moderna, mengatakan, varian Delta sangat baik dalam menginfeksi orang dan mereplikasi. Itu sebabnya meningkatkan standar tentang vaksin diharuskan.

"Ini sebenarnya menunjukkan beberapa kelemahan vaksin di awal," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement