REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Polisi Inggris menangkap seorang pria yang diduga membunuh Sabina Nessa, seorang guru sekolah dasar (SD) yang sedang berjalan di taman London. Nessa hendak bertemu dengan temannya di tempat yang hanya beberapa menit dari rumahnya.
Kematiannya memperlihatkan rentannya keamanan perempuan di jalan-jalan London. Kepolisian Metropolitan London mengatakan seorang pria berusia 36 tahun ditangkap di selatan Inggris. Sejak Sabtu (25/9) malam kemarin ia sudah dalam tahanan polisi.
Dua orang pria lainnya yang ditahan telah dilepas dengan pengawasan. Tapi polisi mengatakan penangkapan terbaru merupakan perkembangan signifikan.
Sebelumnya polisi merilis rekaman jaringan televisi yang menunjukkan seorang pria terlihat berjalan di rute Nessa di mana ia dibunuh. Polisi mencari tahu apakah ada yang melihat pria tersebut. Polisi mengatakan mereka yakin orang itu membawa benda merah yang ia coba sembunyikan di bawah lengannya.
Nessa yang berusia 28 tahun ditemukan tewas di Kidbrooke, selatan London pada 17 September lalu. Detektif yakin ia diserang saat menuju ke sebuah pub untuk bertemu temannya.
Ratusan orang menggelar upacara berkabung untuk Nessa Jumat (23/9). Mereka menuntut kekerasan terhadap perempuan diakhiri.
"Rasanya seperti kami terjebak di mimpi buruk dan tidak bisa keluar, dunia kami terguncang, kami kehilangan kata-kata," kata saudari Nessa, Jebina Yasmin Islam, pada orang-orang yang hadir. "Seharusnya tidak ada keluarga yang mengalami apa yang kami lalui."
Kematian Nessa terjadi enam bulan setelah penculikan, pemerkosaan, dan pembunuhan Sarah Everard. Seorang perempuan berusia 33 tahun yang dibunuh seorang polisi di selatan London.
Kasus Everard mengguncang Inggris dan mendorong ribuan orang turun ke jalan mengecam kekerasan terhadap perempuan.