Senin 27 Sep 2021 05:50 WIB

Berbohong Pernah Mimpi Bertemu Rasulullah SAW, Apa Hukumnya?

Bermimpi bertemu Rasulullah SAW adalah anugerah Allah SWT

Rep: Rossi Handayani/ Red: Nashih Nashrullah
Bermimpi bertemu Rasulullah SAW adalah anugerah Allah SWT. Ilustrasi Rasulullah
Foto: Republika/Mardiah
Bermimpi bertemu Rasulullah SAW adalah anugerah Allah SWT. Ilustrasi Rasulullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Bermimpi bertemu Rasulullah SAW merupakan salah satu nikmat dan anugerah yang luar biasa. Tetapi, tak jarang ditemukan kasus orang yang mengklaim bahkan berdusta dengan mimpinya tersebut.  

Anggota Dewan Ulama Senior Al Azhar Mesir, Syekh Ali Jumah menjelaskan terkait seseorang yang berbohong dan mengaku melihat Nabi Muhammad ﷺ lewat mimpinya. 

Baca Juga

Dilansir dari laman Elbalad pada Ahad (26/9), bagi mereka yang berbohong terkait Nabi ﷺ maka neraka menjadi tempatnya. Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ كَذَبَ عَلَىَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ "Barangsiapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja, maka hendaknya dia mengambil tempat duduknya di neraka." (HR Bukhari) 

Berbohong dengan mengungkapkan sesuatu yang bertentangan dengan kenyataan akan menyeret seseorang ke dalam neraka. Nabi ﷺ bersabda: 

إِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا

"Hindarilah dusta, karena kedustaan itu akan menggiring kepada kejahatan dan kejahatan itu akan menjerumuskan ke neraka. Seseorang yang senantiasa berdusta dan memelihara kedustaan, maka ia akan dicatat sebagai pendusta di sisi Allah." (HR Bukhari, Muslim, Tirmidzi dan Ahmad ibn Hanbal).

Untuk itu seseorang harus dapat berlaku jujur. Hal ini karena jujur mengarah kepada kebenaran, dan kebenaran akan mengarahkan kepada surga. Seorang Muslim harus dapat berlaku jujur agar kelak dicatat sebagai orang yang jujur di sisi Allah SWT. Sementara dalam sebuah hadits lain disebutkan:

 وَيْلٌ لِلَّذِي يُحَدِّثُ فَيَكْذِبُ لِيَضْحَكَ بِهِ اَلْقَوْمُ, وَيْلٌ لَهُ ثُمَّ وَيْلٌ لَهُ "Celakalah orang yang berbicara, dengan berdusta, hanya untuk membuat orang-orang tertawa. Celakalah dia, kemudian celakalah dia." (HR  Abu Dawud). Maka seorang Muslim agar diminta untuk terus berlaku jujur dalam keadaan apa pun. Rossi Handayani 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement