REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Komunitas Badut Tasik melakukan sosialisasi dan edukasi penerapan protokol kesehatan (prokes) ke Sekolah Dasar Negeri (SDN) Dadaha, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya, Senin (27/9). Kegiatan itu dilakukan dengan tujuan para siswa di sekolah selalu menerapkan prokes dengan ketat.
Ketua Komunitas Badut Tasik, Andy Kusmayadi mengatakan, kegiatan itu dilakukan atas inisiatif kelompoknya sendiri agar anak-anak sekolah tidak abai dalam penerapan prokes. Apalagi, ia menyebutkan, pada pekan lalu terdapat kasus Covid-19 di lingkungan sekolah yang ada di Kota Tasikmalaya.
"Dengan kegiatan ini, kota ingin siswa bisa lebih meningkatkan penerapan prokes," kata dia, Senin.
Edukasi yang dilakukan Komunitas Badut Tasikmalaya itu adalah dengan cara mendatangi kelas-kelas di SDN Dadaha. Mereka datang seolah-olah melakukan inspeksi mendadak kepada para siswa yang sedang belajar. Ketika terdapat siswa yang kedapatan tak memakai masker, badut langsung memberikan peringatan "kartu merah".
Siswa yang tak memakai masker kemudian diedukasi agar selalu menerapkan prokes dengan baik. Setelah itu, badut itu pun memberikan masker kepada siswa untuk digunakan.
Badut-badut itu pun kemudian mengajak para siswa di dalam kelas untuk bernyanyi bersama. Lagu yang dinyanyikan bersama itu mengandung lirik ajakan kepada siswa untuk selalu menerapkan prokes.
Selain bernyanyi bersama, para siswa di dalam kelas juga dihubur dengan penampilan sulap para badut. Alhasil, suasana sosialisasi yang dilakukan para badut itu tak terkesan kaku. Para siswa juga mengikutinya dengan senang hati.
"Kita memang sengaja ingatkan prokes dengan cara badut, agar mudah diingat dan mengibur para siswa," kata Andy.
Ia menjelaskan, dalam melakukan kegiatan itu, komunitasnya sudah berkoordinasi dengan satuan tugas (satgas) penanganan Covid-19. Ke depan, Komunitas Badut Tasik juga berencana akan melakukan hal serupa ke sekolah-sekolah lainnya. Dengan begitu, akan semakin banyak siswa sekolah lebih paham pentingnya menerapkan prokes.