REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan kehadiran militer Amerika Serikat (AS) tak membuat Afghanistan menjadi lebih aman. Konflik tetap berlangsung dan terus memakan nyawa.
“Dengan kehadiran Amerika sejak dua dekade lalu, kawasan itu tidak lebih aman. Sebaliknya, setiap hari wilayah itu kehilangan lebih banyak darah,” kata Erdogan dalam sebuah wawancara dengan Margaret Brennan dari CBS News yang ditayangkan pada Ahad (26/9).
Menurut Erdogan, AS perlu mempertanyakan kehadiran dan kepergian personel militernya selama 20 tahun di Afghanistan. Erdogan mengungkapkan Turki bisa saja mengambil alih tugas mengamankan bandara di Kabul. Namun Washington harus memberi dukungan logistik, termasuk keuangan dan transfer senjata serta amunisi.
"Namun hal-hal seperti itu terjadi di sana sehingga sebaliknya, semua senjata, amunisi, dan kendaraan di Bandara Karzai dipindahkan ke Taliban. Saat ini, Taliban beroperasi di sana dengan senjata Amerika," ujar Erdogan.
Kendati demikian, sama seperti AS, Erdogan menekankan Turki pun telah menarik personel militernya dari Afghanistan. Saat ini Ankara pun belum memiliki kesepakatan dengan Taliban selaku pemegang kendali baru di negara tersebut.
Namun Erdogan mengatakan Turki akan tetap memberikan bantuan kepada Afghanistan. “Kami selalu memberikan dukungan yang tidak diberikan orang lain kepada Afghanistan. Kami akan melakukan ini pada periode berikutnya (juga),” ucapnya.
Erdogan berharap semua wanita Afghanistan terlibat dalam setiap aspek kehidupan seperti pendidikan, kesehatan, dan peradilan. Dia menyebut Turki dapat membantu Afghanistan dalam hal itu.