Selasa 28 Sep 2021 00:15 WIB

Mufti Penang: Masuk Masjid Transgender Harus Ubah Penampilan

Hal itu untuk menghindari perasaan tidak nyaman di antara jamaah lainnya.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah
Mufti Penang: Masuk Masjid Transgender Harus Ubah Penampilan. Masjid Kapitang Keling Penang
Foto: Penang.ws
Mufti Penang: Masuk Masjid Transgender Harus Ubah Penampilan. Masjid Kapitang Keling Penang

REPUBLIKA.CO.ID, GEORGE TOWN -- Mufti Penang, Malaysia Datuk Seri Wan Salim Wan Mohd Noor mengatakan mukhannath atau individu transgender harus mengubah penampilan mereka jika ingin memasuki masjid atau surau. Hal itu agar mereka tidak terlihat aneh dan menghindari perasaan tidak nyaman di antara jamaah lainnya.

Ia berpendapat tidak ada cara lain bagi orang-orang transgender ini untuk berada di rumah ibadah, kecuali mereka mengubah penampilan mereka. "Kami sangat bersimpati kepada kelompok ini dan berharap mereka diterima masyarakat umum. Namun, mereka juga harus berusaha beradaptasi dengan budaya dan norma masyarakat biasa," katanya dalam sebuah pernyataan, dilansir di Malay Mail, Senin (27/9).

Baca Juga

Datuk Seri Wan Salim kemudian mengomentari pernyataan Wakil Menteri di Departemen Perdana Menteri (Urusan Agama) Datuk Ahmad Marzuk Shaary bahwa pemerintah sedang mempertimbangkan meniru Perlis dalam melarang individu transgender memasuki masjid di Wilayah Federal. Ahmad Marzuk mengatakan keputusan Perlis tepat untuk menjaga kesucian masjid dan menghindari kebingungan di masyarakat.

Menanggapi itu, Datuk Wan mengatakan para transgender itu sebenarnya telah menganiaya diri sendiri dengan memilih menjalani gaya hidup yang bertentangan dengan hukum alam dan agama. Ia menambahkan tindakan tersebut akan menyebabkan mereka menghadapi berbagai tantangan dalam hidup, terutama ketika berinteraksi dengan orang lain. Dia juga mendesak Departemen Agama Islam Negara Bagian Malaysia ini serta administrasi masjid dan surau untuk memainkan peran mereka dalam menangani masalah ini.

"Seharusnya pengurus masjid menasihati jamaah dengan lembut dan hati-hati agar mereka menghormati kesucian rumah ibadah Islam dengan pakaian yang pantas dan tidak lagi dipandang rendah dan dianggap aneh," katanya.

Sementara jika rombongan itu masih ngotot, ia mengatakan pengelola masjid harus tegas mencegah mereka masuk ke dalam masjid karena menyangkut kepentingan umum. "Terserah kelompok itu untuk memilih apa yang menurut mereka baik untuk diri mereka sendiri," tambahnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement