Selasa 28 Sep 2021 06:08 WIB

Nadiem Akui tak Khawatir Munculnya Kasus Covid-19 di Sekolah

Nadiem mengaku lebih khawatir siswa kehilangan kesempatan belajar dibandingkan Covid

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Nur Aini
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim.
Foto: Dok Aptisi
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim mengaku tak khawatir terhadap tren kemunculan kasus Covid-19 di sekolah-sekolah yang sudah menyelenggarakan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas. Ia mengaku lebih khawatir jika terjadi kehilangan kesempatan belajar atau learning loss akibat masih banyaknya sekolah yang tak menyelenggarakan PTM terbatas.

“Kami tidak terlalu khawatir mengenai tren yang kita lihat pada saat sekolah melakukan PTM. Tapi saya lebih lagi khawatir bahwa hanya 40 persen daripada sekolah kita yang bisa melakukan PTM saat ini baru melakukan PTM. Jadi ada 60 persen sekolah kita yang ternyata sudah boleh melakukan PTM yang belum (melakukannya),” kata Nadiem saat konferensi pers usai rapat terbatas evaluasi PPKM, Senin (27/9).

Baca Juga

Nadiem mengatakan, berdasarkan data Bank Dunia dan juga penelitian menunjukan dampak yang menyeramkan dari terjadinya learning loss akibat tak diselenggarakan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Sekolah-sekolah yang tidak dibuka kembali pun akan memberikan dampak yang permanen terhadap kemampuan para siswa.

“Jadi ini merupakan suatu hal yang lebih mencemaskan lagi buat kami adalah seberapa lama anak-anak ini sudah melakukan PJJ yang jauh dari efektivitas sekolah tatap muka,” ungkap Nadiem.

Dalam kesempatan ini, Nadiem dan Menkes Budi Gunadi Sadikin pun membantah kabar terkait banyaknya kluster Covid-19 di sekolah yang muncul usai PTM terbatas kembali digelar. Menurut Menkes Budi, dari data sampel yang diambil justru menunjukan jumlah kluster sekolah yang lebih sedikit.

“Jadi kalau kemarin banyak diskusi atau beredar hoaks klusternya banyak, sebenarnya nggak demikian. Kami sampaikan datanya secara transparan,” kata Menkes Budi.

Untuk mencegah penularan kasus di sekolah, Kemenkes dan Kemendibudristek melakukan strategi pengawasan yang berfokus pada upaya pencarian kasus aktif. Melalui strategi ini, pemerintah akan aktif mencari kasus-kasus baru di sekolah sebagai langkah pencegahan penyebaran yang lebih luas di lingkungan pendidikan.

“Karena (kasus) sudah sedikit, kita yang keluar kita yang mengejar bola, kita yang aktif mencari. Kita tidak nunggu kalau ada yang panas atau bergejala, kita yang aktif keluar mengejar bolanya,” kata Budi.

Mendikbudristek Nadiem pun menambahkan, pihaknya juga akan melakukan integrasi PeduliLindungi di sekolah-sekolah untuk mengendalikan tingkat penularan kasus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement