REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Tanggal 27 September bertepatan dengan Hari Pariwisata Internasional. Industri pariwisata menjadi salah satu yang paling terdampak pandemi Covid-19.
Untuk itu, banyak potensi yang dapat dimaksimalkan dalam industri pariwisata, salah satunya adalah urban tourism. Dimana potensi yang bisa dimaksimalkan adalah mural dan sketching di perkotaan.
Ketua Komunitas Mural Bandung Alga Indria menyebut, mural dapat menjadi salah satu peluang yang menarik dalam wisata perkotaan. Menurutnya, mural bukan hanya sekedar menggambar di dinding tapi juga untuk memberikan rasa kepemilikan dari masyarakat melalui wisata perkotaan.
"Urban Eco-Wellness Tourism sebagai kegiatan kepariwisataan yang memanfaatkan fasilitas pendukung kota di dalam kawasan. Pemanfaatan ruang publik ini dapat digunakan kegiatan wisata di perkotaan," kata Alga dalam webinar Unpad Tourism Day 2021, Senin (27/9).
Salah satu daya tarik wisata di Kota Bandung yang melalui karya mural adalah Kampung Cibunut di kawasan Kebon Pisang, Kota Bandung. Alga berpartisipasi dalam membuat mural di sembilan RT dalam satu RW di kawasan tersebut.
"Di sana bukan hanya untuk sekedar menggambar saja, kami membuat tematik sendiri di setiap RT. Sehingga ketika ada orang yang bertanya RT 3 dimana maka mudah diarahkan, cari saja warna merah misalnya," kata Alga.
Sosial media, lanjut Alga, tidak lepas dari ketertarikan pengunjung untuk datang ke tempat yang memiliki mural. Dia mencontohkan bagaimana mural yang sempat viral beberapa waktu lalu justru terkenal di media sosial.
"Jadi jangan sepelekan sosial media karena memang itu jadi promosi terbaik bagi mural. Orang mungkin tidak tahu ada mural di daerah tertentu tanpa ada promosi di media sosial," lanjut Alga.
Selain mural, ada sketsa yang muncul sebagai cara berekspresi lain selain foto. Ketua Komunitias Bandung Sketchwalk, Muhammad Thamrin mengakui sketching menjadi salah satu cara untuk mendokumentasikan bangunan menarik di berbagai kota.
"Di Kota Bandung sendiri banyak ruang publik yang mengundang kami untuk menikmati melalui sketsa. Keliling taman bersama murid-murid sekolah berkebutuhan khusus untuk menikmati taman dalam bentuk sketsa," kata Thamrin.
Dia mengakui potensi pariwisata melalui urban sketch bisa dimunculkan melalui menggambar bersama di ruang publik. Terbukti dengan konsistensi Bandung Sketchwalk yang selalu melakukan kegiatan menggambar bersama sejak 2013 lalu.
"Dengan menggambar lain dengan foto, keterlibatan kita lebih dalam karena melihat objek lebih lama, sehingga kepedulian dan kecintaan itu akan muncul dengan sendirinya," kata Thamrin.
Sayangnya, Bandung Sketchwalk turut mendapatkan dampak dari pandemi Covid-19. Di mana seharusnya Bandung Sketchwalk menjadi tuan rumah Asialink Sketchwalk 2020 yang akhirnya dibatalkan.
"Pada 2020 lalu seharusnya Bandung menjadi Asialink Sketchwalk sesudah diadakan sebelumnya di Bangkok, Kuching, Taichung dan Hanoi. Akibat pandemi kita mundur dan dengan sangat menyesal kita batalkan," kata Thamrin.