Selasa 28 Sep 2021 11:52 WIB

Sirkular Ekonomi Mitra Binaan Pertagas Tingkatkan Ekonomi

Pertagas mengajak warga mengolah sampah menjadi mata pencarian dengan nilai ekonomi

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Gita Amanda
Masyarakat Desa Penatarsewu, Tanggulangi, Sidoarjo, Jawa Timur, menjalankan konsep sirkular ekonomi yang memanfaatkan olahan sampah menjadi bagian dari sistem tata kelola industri perikanan rumahan. (ilustrasi)
Foto: ANTARA
Masyarakat Desa Penatarsewu, Tanggulangi, Sidoarjo, Jawa Timur, menjalankan konsep sirkular ekonomi yang memanfaatkan olahan sampah menjadi bagian dari sistem tata kelola industri perikanan rumahan. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat pesisir yang kerap dianggap punya perekonomian yang rendah ditampik oleh kondisi masyarakat Desa Penatarsewu, Tanggulangi, Sidoarjo, Jawa Timur. Sebab, bukan hanya kehidupan yang layak saja, tetapi warga disana sudah menjalankan konsep sirkular ekonomi yang memanfaatkan olahan sampah menjadi bagian dari sistem tata kelola industri perikanan rumahan.

Mustahid, kakek dari satu orang cucu ini mulai tergerak menjadi bagian dari sirkular ekonomi saat PT Pertamina Gas (Pertagas) masuk ke desa mereka. Semangat yang sama dalam menjaga lingkungan desa yang bersih membuat Mustahid saat ini menjadi tokoh desa yang mempelopori pembuatan Magoot (bahan pakan ikan) dari sampah organik.

Baca Juga

"Dulu itu orang desa nggak mau buang sampah di tempat sampah. Ya di sungai, ya di kebon, dibakar. Pertagas masuk ke sini untuk memberikan edukasi bahwa sampah bisa dikelola dan memberikan dampak ekonomi," ujar Mustahid, Senin (27/9) lalu.

Mustahid menjelaskan Pertagas melalui program CSR-nya memberikan pembinaan kepada warga bahwa sampah rumahan, sampah dari pengolahan ikan asap yang menjadi mata pencarian utama warga desa bisa memiliki nilai ekonomi. "Sisa makanan warga, sisa dari proses ikan asap. Itu ternyata bisa diolah menjadi magoot. Magoot ini bahkan bisa jadi pakan ternak dan pakan ikan," ujar Mustahid.

Magoot inilah yang kemudian menjadi nilai tambah bagi masyarakat. Karena saat ini masyarakat selain mulai sadar untuk memilah sampah rumah tangganya sehingga membuat lingkungan bersih, sampah tersebut juga bisa diolah yang kemudian menambah pendapatan warga.

Manager Public Relations & CSR PT Pertamina Gas, Elok Riani Ariza menjelaskan Pertagas tadinya masuk ke Desa Penatarsewu pada 2018 fokus untuk mengelola penambakan ikan. Hal ini dilakukan untuk memberikan nilai tambah bagi industri rumahan pengasapan ikan warga.

"Tapi secara paralel hingga 2021 ini kami terus melakukan pembinaan kepada masyarakat untuk bisa mengolah produksi pengasapan ikan, sampai pada pengelolaan sampah yang nantinya diolah menjadi bahan baku pakan untuk tambak ikan itu sendiri," ujar Elok.

2019, kata Elok Pertagas memberikan inovasi kepada warga desa untuk membuat outlet penjualan dari ikan asap tersebut. Membuat resto apung dengan melibatkan BUMDES, warga bisa meraup omset sampai Rp 18 juta per bulan.

Tahun 2020, kemudian persoalan sampah dimulai untuk menjadi perhatian bersama. Bersama pak Mustahid, Pertagas mengedukasi masyarakat untuk bisa mengelola sampahnya.

"Dari project ini sampah rumah tangga dari resto apung maupun masyarakat dan tambak ikan bisa diolah menjadi produk yang bermanfaat. Sampah ini diolah menjadi pakan yang dimanfaatkan oleh petambak ikan," ujar Elok.

Sebanyak 300 kilogram sampah per bulan dan 120 kilogram limbah ikan dikelola menjadi 30 kilogram magoot BSF per bulan. Dari project pengelolaan sampah ini bahkan para produsen Magoot BSF ini bisa mengantongi pendapatan Rp 2-3 juta per bulan.

photo
Jaringan Pipa Gas, Pertagas (Pertamina Gas) - (ROL/Agung Sasongko)

Tak berhenti sampai sini, kata Elok pada tahun ini target Pertagas bisa mulai masuk jaringan gas (jargas) di Desa Penatarsewu yang tersambung di 969 Kepala Keluarga (KK). Manfaatnya, pemasangan jargas ini bisa menambah efisiensi produksi masyarakat di sana.

"Harapan kami dengan tersambungnya jargas disana bisa menambah efisiensi warga dalam produksi dan kebutuhan sehari-hari," tutup Elok.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement