Selasa 28 Sep 2021 13:00 WIB

Taliban Larang Cukur Janggut

Masih belum jelas hukuman apa yang bisa dihadapi para tukang cukur di Afghanistan

Red: Nur Aini
Cukur janggut, ilustrasi
Foto: VOA
Cukur janggut, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Taliban melarang tukang cukur di provinsi Afghanistan selatan untuk mencukur atau memotong janggut. Pelarangan tersebut diklaim sejalan dengan Syariah atau hukum Islam yang kelompok itu yakini.

Perintah di provinsi Helmand itu dikeluarkan oleh wakil dan departemen kebajikan pemerintah provinsi Taliban kepada tukang cukur di ibu kota provinsi Lashkar Gah pada Senin (27/9). "Jika ada yang melanggar aturan (mereka) akan dihukum dan tidak ada yang punya hak untuk mengeluh," kata perintah yang dikeluarkan untuk tukang cukur.

Baca Juga

Masih belum jelas hukuman apa yang bisa dihadapi para tukang cukur jika mereka tidak mematuhi aturan tidak bercukur atau memangkas janggut. Namun, selama pemerintahan Taliban sebelumnya, mereka menuntut agar pria menumbuhkan janggut. Sejak digulingkan dari kekuasaan setelah invasi pimpinan Amerika Serikat pada 2001, banyak pria memilih untuk tidak berjenggut atau dipangkas rapi.

"Sejak saya mendengar (tentang larangan mencukur jenggot) saya patah hati," kata warga Lashkar Gah, Bilal Ahmad.

Pemilik pangkas rambut Jalaluddin, yang seperti banyak orang Afghanistan hanya menggunakan satu nama, mengatakan dia berharap Taliban akan mempertimbangkan kembali aturan itu. "Saya meminta saudara-saudara Taliban kami untuk memberikan kebebasan kepada orang-orang untuk hidup seperti yang mereka inginkan, jika mereka ingin memangkas janggut atau rambut mereka," katanya.

"Sekarang kami memiliki beberapa klien yang datang kepada kami, mereka takut, mereka tidak ingin memangkas rambut atau janggutnya, jadi saya meminta mereka membiarkan orang bebas, jadi kami memiliki bisnis kami dan orang-orang dapat dengan bebas datang kepada kami," ujar Jalaluddin.

Baca juga : Akun Facebook Mantan Presiden Afghanistan Diretas

Pemilik pangkas rambut lainnya, Sher Afzal, mengatakan bahwa keputusan tersebut melukai hati yang terdalam. "Jika seseorang datang untuk potong rambut, mereka akan kembali kepada kami setelah 40 hingga 45 hari, sehingga mempengaruhi bisnis kami seperti bisnis lainnya,” katanya.

Selama pemerintahan Taliban sebelumnya di Afghanistan, kelompok tersebut menganut interpretasi Islam yang keras sesuai tafsirannya. Sejak menguasai Kabul pada 15 Agustus dan kembali mengambil alih negara itu, dunia telah mengamati untuk melihat sikap mereka akan menciptakan kembali pemerintahan ketat pada akhir 1990-an.

Beberapa indikasi muncul pada Sabtu (25/9), ketika anggota Taliban membunuh empat tersangka penculik dan kemudian menggantung tubuh penculik tersebut di alun-alun kota barat Herat. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement