Selasa 28 Sep 2021 13:20 WIB

Genjot Vaksinasi, Jabar Sasar Difabel Hingga Door to Door

Jabar terus berupaya mengejar herd immunity yang diharapkan tuntas pada Desember 2021

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Vaksinasi door to door Jabar dilakukan melalui program Saber Vaksinasi untuk menarget kelompok masyarakat yang selam ini kurang tersentuh kabupaten/kota.
Foto: Istimewa
Vaksinasi door to door Jabar dilakukan melalui program Saber Vaksinasi untuk menarget kelompok masyarakat yang selam ini kurang tersentuh kabupaten/kota.

REPUBLIKA.CO.ID, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat terus berupaya mengejar herd immunity atau kekebalan kelompok yang diharapkan tuntas pada Desember 2021 ini. Berbagai upaya pun, dilakukan Pemprov Jabar untuk mencapai target memvaksin 32 juta warganya. Yakni, dari mulai menggenjot vaksinasi untuk difabel, gencar memvaksin pelajar, terus menerus melakukan vaksinasi untuk pelaku industri wisata hingga dengan jemput bola door to door.

Dengan berbagai upaya vaksinasi yang gencar dilakukan, Pemprov Jabar optimistis hingga akhir tahun 2021 target kekebalan masyarakat akan terbentuk. Agar lebih masih lagi memvaksin, Pemprov Jabar pun melibatkan belasan ribu bidan yang tersebar di seluruh Jabar.

Untuk peyandang disabilitas, Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat mencatat per 23 September 2021 capaian vaksinasi dosis pertama sebanyak 61.438 dosis atau sekitar 101,01 persen. Menurut Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Pemprov Jawa Barat sendiri menargetkan 60.824 penyandang disabilitas divaksin dua kali dosis. Stok vaksin yang disediakan sebanyak 121.288 dosis. 

Secara keseluruhan, menurut Ridwan Kamil, capaian vaksinasi Jawa Barat per tanggal 24 September 2021 mencapai 21.658.726 dosis vaksin yang sudah disuntikkan. Kecepatan rata-rata harian vaksinasi juga kini menjadi yang tertinggi di Indonesia dengan 311.011 dosis per hari. 

Sementara itu, Jawa Tengah 250.487 dosis per hari, Jawa Timur 219.043 dosis per hari. Sedangkan DKI Jakarta 62.031 dosis per hari, kemudian Banten 77.129 dosis per hari, dan Sumatera Utara 70.649 dosis per hari.

"Jawa Barat sendiri sudah 21,6 juta dosis disuntikan. Jadi kalau pakai jumlah dosis, Jawa Barat itu paling banyak se-Indonesia, per hari ini, harian kami itu 311.000 per hari. Itu juga tertinggi se-Indonesia, jadi saya juga agak tenang selama," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, belum lama ini.

Menurut Ketua Divisi Percepatan Vaksinasi Covid-19 Jawa Barat Dedi Supandi, rata-rata penyutikan vaksin di Jawa Barat terus meningkat. Yang dulu hanya di sekitar 194 ribu per hari, saat ini mencapai di 311 ribu per hari. 

"Memang capaian tertinggi di tanggal 28 Agustus mencapai 434 ribu," katanya.

Menurutnya, kalau konsistensi tersebut bisa terjaga, maka akan ada lima kota kabupaten yang akan segera menuntaskan vaksinasi di tanggal 11 Desember 2021 ini. Lima daerah itu, yakni kota Bandung, Kota Cimahi, Kota Bogor, dan Kota Banjar dan kabupaten Sumedang.

"Tapi ada tiga kabupaten yang kalau tidak ditingkatkan vaksinasinya maka akan selesai di tahun 2023. Di antaranya Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Cirebon, dan Kabupaten Ciamis," katanya.

Oleh arena itu, kata Dedi, ke depan selain ada kesamaan target vaksin pihaknya pun telah merumuskan untuk menemukan kesamaan petugas vaksiniator dan kesamaan perencanaan per bulan dalam vaksinasi. Misalnya, dengan membebani bidan maupun perawat yang membuka praktek di luar jam kerja, atau jam 16.00 WIB ke atas untuk turut menyuntikan vaksin kepada masyarakat Jabar.

"Jadi rencananya seperti itu, jadi kalau di hitung ada 12.500 bidan praktek yang ada di seluruh Jabar, kalau kita bebani di sekitar 30 orang per hari yang mereka sanggupi, otomatis sudah menimbulkan peningkatan harian," katanya.

Sementara menurut Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat  Nina Susana Dewi, Pemprov Jabar menempuh dua cara dalam kampanyenya. Pertama, vaksinasi massal di kabupaten/kota dengan cara kolaborasi, kedua vaksinasi jemput bola dengan layanan ‘door to door’ mendatangi masyarakat.  

Nina mengatakan, vaksinasi door to door Jabar dilakukan melalui program Saber Vaksinasi untuk menarget kelompok masyarakat yang selam ini kurang tersentuh kabupaten/kota. 

“Vaksinasi door to door ini  khususnya untuk masyarakat yang mobilisasinya terbatas di daerah sulit dijangkau seperti disabilitas, lansia, bumil, juga ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa) atau bila banyak yang tak bisa datang ke tempat pelayanan,” ujar Nina.

Menurut Nina, vaksinasi secara door to door ini merupakan kebijakan yang lebih ke arah solusi terhadap kondisi yang ada. Dua tantangan dalam vaksinasi door to door adalah pertama, anggapan bahwa waktu pelayanan yang tidak secepat vaksinasi massal di satu titik. 

Di industri wisata, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif kembali melakukan vaksinasi dengan sasaran 7.500 orang pelaku industri pariwisata dan masyarakat di Pusdikkav Padalarang - KBB, Senin (27/9). Menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat Dedi Taufik, target jangkauan vaksinasi tahap dua ini sebanyak 7.500 orang. 

"Pihak kementerian menyelenggarakan vaksinasi ini berkolaborasi bersama Dispabud Jabar, Pemkab KBB dan Pusdikav serta pihak lain," ujar Dedi.

Dedi pun mengapresiasi tingginya animo masyarakat untuk mengikuti vaksinasi Covid-19. Hal tersebut, merupakan langkah yang positif dalam upaya percepatan vaksinasi.

"Antusiasme-nya sangat luar biasa. Hari pertama 1.500 orang, hari ke dua 1.500 orang, kemarin 2.018, sekarang 1.500 orang. Targetnya pasti tercapai," katanya.

Menurut Dedi, vaksinasi ini memang dirangkaikan dalam sebuah acara, yang intinya ingin mengangkat dan mengajak seluruh kalangan untuk berperan serta termasuk para pelaku industri pariwisata di Jawa Barat yang mencapai 96.545. 

"Sejauh ini yang sudah divaksin mencapai 28.000an. Kemudian selain pelaku industri pariwisata juga para seniman budayawan dan masyarakat umum untuk melakukan vaksinasi," katanya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement