Polisi Bantah Bubarkan Aksi Bagi-Bagi Telur di Blitar
Rep: Dadang Kurnia/ Red: Agus raharjo
Peternak membawa poster berisi tuntutan saat menggelar aksi di halaman kantor cabang Bank BNI Blitar, Jawa Timur, Selasa (14/9/2021). Sejumlah peternak ayam petelur tersebut meminta Bank BNI untuk meringankan (restrukturisasi) kredit atau pembiayaan pinjaman kepada peternak akibat naiknya harga jual pakan ayam yang mencapai Rp 6.500 per kilogramnya, serta makin jatuhnya harga jual telur di tingkat peternak yang mencapai Rp 13.500 per kilogram dari harga ideal Rp22.700 perkilogramnya. | Foto: Antara/Irfan Anshori
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kabid Humas Polda Jawa Timur (Jatim), Kombes Pol Gatot Repli Handoko membantah pihaknya pembubaran paksa aksi bagi-bagi telur ayam gratis yang dilakukan peternak di Blitar Raya, Jawa Timur pada Selasa (28/9). Video berisi aksi bagi-bagi telur gratis tersebut beredar luas di media sosial.
Gatot mengaku, pihaknya hanya mengurai kerumunan di tengah aksi bagi-bagi telur gratis yang dilakukan peternak Blitar Raya. Sebab, kerumunan itu dikhawatirkan bisa menimbulkan klaster Covid-19. "Tidak dibubarkan, tapi diimbau supaya tidak menimbulkan kerumunan masyarakat yang menerima telur," kata Gatot dikonfirmasi, Selasa (28/9).
Korlap aksi bagi-bagi telur ayam, Yesi Yuni mengatakan, telur yang dibagikan pada aksi tersebut berjumlah sekitar lima ribu paket. Tiap paketnya berisi enam hingga tujuh butir telur. Dalam pembagiam tersebut, ia mengakui bahwa antusiasi masyarakat sangat tinggi.
"Kita tidak menduga antusiasme warga akan membludak seperti ini. Kita mendukung pembubaran polisi," ujarnya.
Tak hanya bagi-bagi telur, peternak juga melepaskan sejumlah ayam pada saat aksi. Hal ini sebagai bentuk kekecewaan peternak lantaran harga telur terus anjlok. Dimana saat ini harga telur di kisaran Rp 12 ribu per kilogram. Peternak juga protes supaya pabrik tidak ikut budidaya unggas petelur, karena turut mempengaruhi harga di tingkat peternak.