REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 sudah terjadi di dunia dan Indonesia hampir 2 tahun terakhir dan penularannya masih terjadi. Ketua Laboratorium Intervensi Sosial dan Krisis Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Dicky Chresthover Pelupessy menilai Covid-19 yang telah menjadi wabah atau pandemi karena perilaku manusia.
Dicky menjelaskan, ketika membahas pandemi maka ada dua hal yang terkait yaitu virus SARS-CoV2 atau Covid-19 dan kedua adalah perilaku.
"Kemudian sebenarnya yang membuat virus ini menjadi wabah, baik global maupun Indonesia yaitu karena perilaku manusia yang terjadi pergerakan. Jadi yang membuat virus berkembang adalah perilaku manusia, baik mobilitasnya, perilaku tidak bersihnya, perilaku tidak taat protokol kesehatan yang telah dianjurkan," ujarnya saat berbicara di konferensi virtual BNPB bertema Waspada Gelombang Ketiga: Bijak Bepergian Cegah Penularan, Selasa (28/9).
Dia melanjutkan, kunci untuk mengatasi wabah dan mengurangi penularan adalah terkait bagaimana perilaku manusia. Ia meminta masyarakat bisa melihat perjalanan Covid-19 di Indonesia selama 3 atau 4 bulan terakhir. Ia menjelaskan, saat itu perilaku masyarakat di Tanah Air yang masif dan kolektif kemudian melakukan mobilitas yang tinggi maka terjadi peningkatan kasus Covid-19.
"Kemudian ketika 2 atau 3 bulan lalu khalayak jadi khawatir dan takut dengan kasus Covid-19 yang melonjak kemudian ditambah kebijakan pemerintah yang membatasi pergerakan kemudian membuat masyarakat berusaha patuh atau disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. Akhirnya, kasus Covid-19 kini turun,'' katanya.
Maka, tegas Dikcy, semua pihak harus menyadari bahwa kunci untuk menangani pandemi ini betul memang kebijakan, penegakan sanksi. "Tetapi kuncinya adalah perilaku manusia yang patuh pada protokol kesehatan dan mau divaksinasi," katanya.