Selasa 28 Sep 2021 16:11 WIB

ISESS: TNI tak Perlu Respons Tudingan Gatot Soal Isu PKI

Direktur ISESS menilai sikap TNI sudah tepat dalam menjawab tudingan Gatot Nurmantyo.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Bayu Hermawan
Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi
Foto: Dok Pribadi
Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, menilai langkah TNI dalam menjawab tudingan penyusupan komunis ke tubuh TNI yang disampaikan Gatot Nurmantyo sudah tepat.  Khairul curiga ada pihak yang sengaja memainkan isu tersebut.

Khairul mengamati TNI sudah memberi penjelasan mengenai penyebab hilangnya diorama G30S PKI dan patung Pahlawan Revolusi di Markas Kostrad. Gatot menuding hilangnya diorama itu menandakan masuknya paham komunis ke tubuh TNI.

Baca Juga

"Saya kira TNI nggak perlu merespons isu ini. Cukup jelaskan duduk soalnya, lalu abaikan dan tak melibatkan diri dalam perbincangan dan perdebatan yang bertendensi politis ini," katanya kepada Republika.co.id, Selasa (28/9).

Khairul menganalisa kesolidan TNI cukup kuat dalam menghadapi tudingan Gatot. Namun ia menduga rakyat lah yang kembali menjadi korban isu ini hingga terpolarisasi.

"Apakah akan menimbulkan perpecahan di tubuh TNI? Tidak. Justru saya khawatir masyarakat yang makin terpecah jika TNI ikut-ikut," ujar Khairul.

Selain itu, Khairul menilai isu ini terkesan digunakan untuk adu kuat hingga menghadirkan polarisasi. Ia khawatir ada pihak yang sengaja memelihara kecurigaan dan rasa takut yang menyebar di kalangan masyarakat. 

"Padahal keduanya sama-sama sumir dan ujung-ujungnya adalah pembodohan publik," ucap Khairul.

Oleh karena itu, Khairul meminta agar tudingan Gatot kepada TNI tak diamplifikasi berlarut-larut oleh masyarakat dan media. "Justru jika diterus-teruskan dan mendapat ruang terus-menerus, perpecahan yang mestinya bukan ancaman faktual ini malah berpotensi menjadi faktual," tutur Khairul.

Sebelumnya, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menyampaikan kabar hilangnya diorama G30S PKI dan patung Pahlawan Revolusi di Markas Kostrad. Dari akun YouTube Hersubeno Point, Gatot menyebut, diorama G30S/PKI yang hilang tersebut adalah momen ketika Mayjen Soeharto memerintahkan Komandan RPKAD Sarwo Edhie Wibowo untuk menumpas PKI.

Di diorama itu terlihat Mayjen Soeharto berdiri di hadapan Sarwo Edhie. Kemudian, di sebelahnya tampak Jenderal AH Nasution tengah duduk sambil memegang tongkat, dan mengangkat kakinya ke meja dengan diperban, usai ditembak personel Cakrabirawa.

"Mengapa saya sampaikan ini? Untuk mengingatkan bahwa indikasi seperti ini apabila dibiarkan maka peristiwa kelam tahun 65 bisa terjadi lagi. Betapa menyakitkan dan menyedihkan. Yang korban rakyat juga," ucap Gatot. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement