Selasa 28 Sep 2021 20:13 WIB

Houthi Lakukan Lebih dari 300 Serangan Rudal ke Marib Yaman

Pemberontak Houthi yang didukung Iran telah melakukan lebih dari 300 serangan rudal

Red: Christiyaningsih
Pemberontak Houthi yang didukung Iran telah melakukan lebih dari 300 serangan rudal.
Pemberontak Houthi yang didukung Iran telah melakukan lebih dari 300 serangan rudal.

REPUBLIKA.CO.ID, ADEN - Pemberontak Houthi yang didukung Iran telah melakukan lebih dari 300 serangan rudal ke Provinsi Marib, Yaman timur, sejak dimulainya perang saudara pada 2014, kata pemerintah Yaman.

Yang terbaru dari serangan itu adalah serangan rudal balistik di kediaman Gubernur Marib Sultan al-Arade pada 25 September, kata Kantor Gubernur dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada Senin.

Baca Juga

Mengutuk serangan, yang menyebabkan kerusakan pada rumah gubernur di distrik Al-Wadi, serta rumah sakit, masjid, dan rumah-rumah lain di dekatnya, pernyataan itu mengatakan lebih dari 300 serangan rudal telah dilakukan di provinsi Marib saja sejak 2014.

Pernyataan itu juga mengkritik sikap diam masyarakat internasional atas tindakan teroris Houthi meskipun beberapa rudal tersebut menghantam kamp-kamp pengungsi.

Pernyataan tersebut mengatakan serangan itu "kejahatan perang," dan mendesak komunitas internasional, PBB, dan perwakilan khusus AS di Yaman untuk mengutuk pelakunya.

Dalam beberapa bulan terakhir, pemberontak Houthi yang didukung Iran telah mengintensifkan serangan mereka untuk merebut kendali provinsi Marib yang kaya minyak, sekitar 120 kilometer (75 mil) timur ibukota modern Yaman Sanaa, salah satu benteng paling penting pemerintah yang sah dan rumah bagi Markas besar Kementerian Pertahanan.

Yaman telah dilanda kekerasan dan ketidakstabilan sejak 2014, ketika pemberontak Houthi menguasai sebagian besar negara itu, termasuk ibu kota Sanaa.

Koalisi yang dipimpin Saudi yang bertujuan untuk mengembalikan pemerintah Yaman telah memperburuk situasi, menyebabkan salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia dengan 233 ribu orang tewas, hampir 80 persen atau sekitar 30 juta membutuhkan bantuan dan perlindungan kemanusiaan, dan lebih dari 13 juta dalam bahaya kelaparan, menurut perkiraan PBB.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement