Polres Sukoharjo Gelar Sarasehan Lintas Agama
Red: Muhammad Fakhruddin
Polres Sukoharjo Gelar Sarasehan Lintas Agama (ilustrasi). | Foto: change.org
REPUBLIKA.CO.ID,SUKOHARJO -- Polres Sukoharjo menggelar sarasehan Lintas Agama dalam rangka mengantisipasi berkembangnya radikalisme dan anti-Pancasila di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa (28/9).
Pada acara tersebut, selain dihadiri Kapolres Sukoharjo AKBP Wahyu Nugroho Setyawan, juga Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sukoharjo H. Muh Mualim, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Sukoharjo Zainul Abas, Wakil Sekretaris FKUB Kabupaten Sukoharjo Dominikus Linggarno, Ustaz Abdullah Ansorisekalu narasumber, serta Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sukoharjo H. Khomsun Nur Arif bertindak sebagai moderator.
Kepala Polres Sukoharjo AKBP Wahyu Nugroho Setyawan mengatakan bahwa Indonesia terdiri atas berbagai suku, agama, ras, dan antargolongan. Keadaan tersebut dapat berpotensi menimbulkan konflik dan masalah keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).
Keanekaragaman Indonesia tersebut apabila tidak dikelola dengan baik, menurut Kapolres, dapat menimbulkan gesekan-gesekan yang justru kontraproduktif dengan pembangunan, baik ekonomi, sosial, maupun budaya.
Namun, kata AKBP Wahyu Nugroho, apabila keberagaman tersebut dapat dikelola dengan baik, akan menjadi potensi yang luar biasa, baik sumber daya manusia maupun sumber ekonomi. Terkait dengan keberagaman tersebut, Polri dalam memelihara kamtibmas tidak dapat bekerja sendiri, tetapi memerlukan kerja sama dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk bersama-sama menciptakan iklim kondusifdi tengah masyarakat.
"Ketika iklim kondusif sudah tercipta, pembangunan dapat berkembang, baik ekonomi, sosial, maupun budaya. Maka, kemajuan dan kemakmuran masyarakat akan tercipta," katanya.
Kapolres mengingatkan masyarakat untuk selalu mematuhi protokol kesehatan agar terhindar dari virus corona yang pada akhirnya pandemi COVID-19 berakhir di daerah ini.