REPUBLIKA.CO.ID, SANA'A -- Pemerintah Yaman telah mendesak masyarakat internasional untuk memberikan dukungan keuangan. Yaman sangat membutuhkan bantuan untuk menghindari keruntuhan ekonomi yang lebih dalam.
Berbicara di Majelis Umum PBB, Menteri Luar Negeri Yaman, Ahmed Awad Bin Mubarak, mengatakan, langkah yang telah diambil oleh pemerintah untuk mengurangi dampak ekonomi masih tidak cukup. Bin Mubarak meminta komunitas internasional dan komunitas donor untuk mendukung ekonomi Yaman. Hal itu termasuk meningkatkan ketahanan dan menciptakan peluang kerja bagi warga Yaman.
"Kami sangat membutuhkan dukungan keuangan, termasuk setoran keuangan mendesak untuk Bank Sentral Yaman, untuk mencegah keruntuhan lebih lanjut dari ekonomi Yaman dan mata uang nasional," ujar Bin Mubarak, dilansir Middle East Monitor, Rabu (29/9).
Riyal Yaman dalam beberapa pekan terakhir jatuh ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya, yaitu mencapai 1.200 riyal per dolar. Empat negara menyatakan keprihatinan atas memburuknya situasi ekonomi di Yaman. Pernyataan itu disampaikan Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Inggris, dan Amerika Serikat (AS), setelah PBB memperingatkan perekonomian Yaman yang kolaps total.
Menurut Saudi Press Agency, duta besar Arab Saudi, UEA, Inggris, dan AS untuk Yaman mengadakan konferensi pers di Riyadh dan mengeluarkan pernyataan bersama. Mereka prihatin dengan efek serius dari depresiasi rial Yaman dan kenaikan harga pangan serta situasi kemanusiaan saat ini.
Pernyataan itu juga menyerukan langkah-langkah darurat untuk memastikan stabilitas ekonomi di Yaman. Keempat negara juga mendukung kembalinya pemerintah Yaman ke Aden agar dapat berperan aktif dalam mengawasi dukungan untuk pemulihan ekonomi.