REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, akan membahas perkembangan di Suriah, Afghanistan, dan Libya. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, persiapan untuk pertemuan kedua pemimpin negara itu sedang berlangsung.
Peskov menambahkan, Putin dan Erdogan akan melakukan pertemuan di kota Sochi, Rusia pada Rabu (29/9). "Putin dan Erdogan selalu memiliki banyak hal untuk didiskusikan, seperti perkembangan terbaru di Suriah dan Afghanistan. Setiap presiden punya hal yang harus dibicarakan,” ujar Peskov, dilansir Middle East Monitor.
Peskov mengatakan, Putin dan Erdogan memiliki banyak kesamaan pandangan. Di antaranya dalam hubungan bilateral, proyek ekonomi bersama, perdagangan, dan hubungan ekonomi. Kedua pemimpin terakhir bertemu pada Maret 2020 di Moskow.
Sebelumnya, Erdogan mengatakan, dia berencana untuk membahas masalah Suriah dengan Putin untuk mencapai solusi penting. Turki dan Rusia mendukung pihak yang berlawanan dalam konflik Suriah.
Rusia mendukung rezim Presiden Bashar Al-Assad, dan Turki mendukung massa anti-Assad. Ankara dan Moskow telah dipaksa bekerja sama, untuk memastikan keberhasilan gencatan senjata di wilayah utara Suriah.
Perang saudara Suriah dimulai pada 2011, ketika demonstrasi damai melawan Bashar al-Assad dilawan dengan kekuatan brutal oleh rezimnya. Menurut Badan Pengungsi PBB, sekitar 6,6 juta warga Suriah telah dipaksa meninggalkan negara itu selama satu dekade terakhir. Turki menampung sekitar 3,7 juta pengungsi Suriah, lebih banyak dari negara lain mana pun di dunia.