Rabu 29 Sep 2021 09:12 WIB

WHO Serukan Cabut Pembatasan Perjalanan untuk Perdagangan

Sistem perdagangan harus berbuat lebih banyak untuk mengurangi ketidakadilan vaksin

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
 Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus
Foto: AP/Denis Balibouse/Reuters Pool
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menyerukan untuk mencabut larangan perjalanan antarnegara yang membatasi perdagangan. Dia juga mendesak dosis vaksin Covid-19 senilai 2,4 miliar dolar AS harus cepat didistribusikan kepada mereka yang paling berisiko terhadap pandemi Covid-19.

"Saat ini, 2,4 miliar dolar AS dari vaksin Covid-19 diperlukan untuk memvaksinasi orang-orang paling berisiko di dunia, seperti petugas kesehatan, orang tua, mereka yang memiliki penyakit bawaan, dan kelompok rentan lainnya," ujar Tedros yang berbicara pada pembukaan Forum Publik 2021 di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) bertajuk Trade Beyond Covid-19: Building Resilience.

Baca Juga

"Vaksin sudah ada, tetapi masih belum menjangkau orang-orang yang paling membutuhkannya," ujarnya menambahkan seperti dikutip laman Anadolu Agency, Rabu (29/9).

Tedros juga mengatakan bahwa Majelis Kesehatan Dunia tahun ini menyerukan untuk menghentikan perjalanan dari pembatasan perdagangan selama keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional, peringkat risiko kesehatan paling serius WHO. Tujuannya adalah untuk memaksimalkan efektivitas tindakan kesehatan masyarakat sambil meminimalkan dampak negatif ekonomi. "Ini termasuk memfasilitasi pembuatan dan pergerakan pasokan medis penting," kata Tedros.

"Kita perlu mendukung kapasitas semua negara untuk meluncurkan vaksin Covid-19 dan  akhirnya, WHO berharap dapat melanjutkan kolaborasi dengan Organisasi Perdagangan Dunia, dan semua negara anggota, untuk menurunkan hambatan perdagangan dan perjalanan selama keadaan darurat kesehatan," katanya.

Sementara itu, Kepala WTO Ngozi Okonjo-Iweala yang turut hadir dalam forum tersebut mengatakan, sistem perdagangan dapat dan harus berbuat lebih banyak untuk mengurangi ketidakadilan vaksin. Hal itu juga dikatakan untuk membantu mengatasi tantangan-tantangan mendesak di tempat lain, dari lautan hingga iklim.

Dia mengatakan perusahaan farmasi Pfizer-BioNTech akan berinvestasi di perusahaan Afrika Selatan untuk memproduksi 100 juta dosis vaksin Covid-19 setiap tahun. "WTO memiliki peran sentral dalam mengatasi hambatan terkait perdagangan dan kekayaan intelektual untuk meningkatkan dan mendiversifikasi produksi vaksin, diagnostik, serta terapi," kata Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa yang turut hadir.

"Melewati pengabaian TRIPS (Trade-Related Aspects of Intellectual Property Rights) yang terikat waktu dan ditargetkan, seperti yang diusulkan oleh Afrika Selatan dan India, dan sekarang didukung oleh banyak negara di seluruh dunia, sangat mendesak jika kita ingin menyelamatkan jutaan nyawa," ujarnya menerangkan.

Dia mengatakan langkah seperti itu akan menjadi respons proporsional terhadap keadaan luar biasa yang berimbas oleh pandemi Covid-19. "Akses yang tidak setara ke vaksin menghadirkan risiko besar untuk mempertahankan pemulihan global," kata presiden Afrika Selatan itu.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement