Jatim Masih Andalkan Sosialisasi 6M Cegah Kasus Covid Anak
Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Petugas medis puskesmas mempersiapkan vaksin untuk pelajar | Foto: ANTARA/Irwansyah Putra
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, dr. Erwin Astha Triyono mengatakan masih mengandalkan sosialisasi penerapan 6M kepada masyarakat untuk mencegah peningkatan kasus Covid-19 pada anak. Yakni dengan memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari keramaian, mengurangi mobilitas, dan menghindari makan bersama.
"Tetap strategi terbaik kita adalah di 6M gimana caranya supaya gak sakit. 6M penting supaya kalaupun ada yang sakit jumlahnya ndak banyak, sehingga rumah sakit masih mampu memberikan terapi," kata Erwin kepada Republika, Rabu (29/9).
Erwin melanjutkan, strategi lain yang diterapkan adalah dengan cara memassifkan 3T, yakni testing, tracing, dan treatment. Erwin mengatakan, sosialisasi pentingnya eT juga terus digaungkan untuk mengubah paradigma masyarakat agar tidak takut ketika diketahui ada keluarganya yang terpapar Covid-19. Erwin berharap, masyarakat tidak takut melapor ketika ada keluarganya yang terpapar Covid-19.
"Jadi untuk mengubah paradigma masyarakat bahwa ditemukan itu baik. Toh kalau ditemukan lebih awal, tata laksananya relatif jauh lebih mudah. Jangan sampai nunggu parah baru datang ke rumah sakit sehingga penanganannya jadi lebih rumit," ujar Erwin.
Erwin menekankan pentingnya kesadaran masyarakat, ketika ditemukan tanda-tanda yang mengarah pada gejala Covid-19, agar kontak eratnya bisa melakukan tes di Puskesmas atau rumah sakit terdekat. Masyarakat lain yang ada di sekitanya juga dimintanya membantu dan bukan malah mencibir keluarga yang terpapar Covid-19 tersebut.
Terkait dengan pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) yang bisa saja menambah jumlah anak terpapar Covid-19, Erwin mengaku terus berkoordinasi dengan dinas terkait, yakni Dinas Pendidikan. Erwin menekankan pentingnya pengawasan penerapan protokol kesehatan di lingkungan sekolah-sekolah yang melaksanakan pembelajaran tatap muka.
"Kita sudah sampaikan ke Dinas Pendidikan pada prinsipnya protokol kesehatan menjadi kunci. Kita libatkan teman-teman IDAI juga yang menjadi konsultan kita. Pasti tetap kita monitoring," ujar Erwin.