REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Yordania pada Selasa (28/9) mengajukan protes resmi terhadap Israel atas pelanggaran yang dilakukan di kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki.
Dalam sebuah pernyataan, juru bicara Kementerian Luar Negeri Yordania Haitham Abu Al-Foul, meminta Israel menghormati otoritas Departemen Wakaf Islam yang dikelola Yordania. Otoritas tersebut mengawasi tempat-tempat suci di Yerusalem.
"Kementerian mengirim nota protes resmi untuk menuntut Israel menghentikan pelanggaran dan provokasinya dan menghormati status quo bersejarah dan hukum serta kesucian masjid tersebut," kata Abu Al-Foul, dilansir di Anadolu Agency, Rabu (29/9).
Ia mengecam serbuan pemukim Israel dalam jumlah besar ke kompleks masjid Al-Aqsa di bawah perlindungan polisi untuk merayakan hari raya Yahudi mereka. Juru bicara Yordania itu kembali menegaskan bahwa seluruh area kompleks Masjid Al-Aqsa adalah tempat ibadah eksklusif bagi umat Islam.
Sejak awal September 2021, pemukim Israel telah menandai sejumlah hari libur Yahudi, termasuk Tahun Baru Yahudi atau Rosh Hashanah, Yom Kippur, dan Sukkot. Bagi umat Islam, Al-Aqsa merupakan situs tersuci ketiga di dunia. Sedangkan orang-orang Yahudi menyebut daerah itu sebagai "Gunung Kuil", yang mengklaim itu adalah situs dari dua kuil Yahudi di zaman kuno.
Sementara Israel menduduki Yerusalem Timur, di mana Al-Aqsa berada, selama Perang Timur Tengah 1967. Israel secara resmi mencaplok seluruh kota Yerusalem TImur pada 1980, dan mengklaimnya sebagai ibu kotanya. Namun, hal itu menjadi sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional.