Rabu 29 Sep 2021 13:10 WIB

Eks FPI Minta PKI Tetap Mati di Bumi Pertiwi

Jangan sampai komunisme kembali bangkit di Indonesia setelah runtuhnya PKI.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Agus Yulianto
Aziz Yanuar.
Foto: Republika/Arif Satrio Nugroho
Aziz Yanuar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Eks Pengacara Front Pembela Islam (FPI) Aziz Yanuar menanggapi tudingan Gatot Nurmantyo bahwa TNI telah disusupi oleh komunisme. Terlepas dari kebenaran isu tersebut, dia meminta, semua pihak memastikan komunisme tetap mati di Bumi Pertiwi.

Aziz menyatakan, pihaknya mendukung Pancasila habis-habisan. Dia tak ingin komunisme kembali bangkit di Indonesia setelah runtuhnya Partai Komunis Indonesia (PKI).

"Beliau (Gatot) tentu lebih paham dari kami. Yang penting prinsipnya Pancasila harga mati, PKI tetap mati," kata Aziz dalam keterangan kepada Republika, Rabu (29/9). 

Aziz meminta, tak ada pihak manapun yang berani menutup tabir kelam kesadisan PKI. Dia menolak tegas kehadiran PKI dalam bentuk apapun.

"Tentu kami sebagai masyarakat pastinya sangat menolak PKI. Kami juga menyayangkan berbagai upaya mengaburkan sejarah keji PKI," ujar Aziz.

Aziz mendukung tudingan Gatot bila dimaksudkan guna meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya komunisme. Sebab, hal itu, sesuai amanat konstitusi Indonesia yang tak lagi mengizinkan komunisme muncul lagi.

"Kami selalu mendukung kewaspadaan akan bangkitnya komunis, marxisme dan tentu saja PKI serta yang identik maupun serupa dengan mereka itu. Ini sesuai amanat konstitusi yang dipegang negara," ucap Aziz.

Sebelumnya, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menyampaikan kabar hilangnya diorama G30S PKI dan patung Pahlawan Revolusi di Markas Kostrad. Dari akun YouTube Hersubeno Point, Gatot menyebut, diorama G30S/PKI yang hilang tersebut adalah momen ketika Mayjen Soeharto memerintahkan Komandan RPKAD Sarwo Edhie Wibowo untuk menumpas PKI.

Di diorama itu terlihat Mayjen Soeharto berdiri di hadapan Sarwo Edhie. Kemudian, di sebelahnya tampak Jenderal AH Nasution tengah duduk sambil memegang tongkat, dan mengangkat kakinya ke meja dengan diperban, usai ditembak personel Cakrabirawa.

"Mengapa saya sampaikan ini? Untuk mengingatkan bahwa indikasi seperti ini apabila dibiarkan, maka peristiwa kelam tahun 65 bisa terjadi lagi. Betapa menyakitkan dan menyedihkan. Yang korban rakyat juga," ucap Gatot. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement