Pemkab Gunung Kidul Permudah Penebusan Pupuk Bersubsidi

Red: Bilal Ramadhan

Warga memberi makan kambingnya di kandang integrasi kakao dan kambing di kawasan Taman Teknologi Pertanian Nglanggeran, Patuk, Gunungkidul, DI Yogyakarta, Rabu (29/7/2020). Inovasi usaha tani integrasi perkebunan kakao dan ternak kambing merupakan pemanfaatan kotoran kambing sebagai pupuk untuk perkebunan serta daun kakao sebagai pakan ternak kambing sehingga dapat meningkatkan perekonomian warga.
Warga memberi makan kambingnya di kandang integrasi kakao dan kambing di kawasan Taman Teknologi Pertanian Nglanggeran, Patuk, Gunungkidul, DI Yogyakarta, Rabu (29/7/2020). Inovasi usaha tani integrasi perkebunan kakao dan ternak kambing merupakan pemanfaatan kotoran kambing sebagai pupuk untuk perkebunan serta daun kakao sebagai pakan ternak kambing sehingga dapat meningkatkan perekonomian warga. | Foto: Antara/Hendra Nurdiyansyah

REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNG KIDUL -- Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mempermudah penebusan pupuk bersubsidi bagi petani yang tidak memiliki kartu tani, bisa menunjukan dengan Kartu Tanda Penduduk elektorik.

"Pelaksanaan pendistribusian pupuk bersubsidi kepada petani, pemkab telah mengambil kebijakan untuk kemudahan penebusan bagi petani yang tidak harus menggunakan kartu tani cukup fotokopi KTP dan akan disesuaikan pada daftar kelompok tani," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Pangan Gunung Kidul Raharjo Yuwono.

Ia mengatakan alokasi pupuk bersubsidi jenis Urea untuk Gunung Kidul sebanyak 17.979 ton dengan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) sebanyak 18.610,63 ton dan realisasi saat ini baru 4.067,02 ton. Sementara jenis SP-36 alokasinya 1.421 ton, RDKK 1.880,88 dan baru terealisasi 206,84 ton.

Kemudian Pupuk jenis ZA alokasinya sebanyak 687 ton, RDKK 704,27 ton, dengan realisasi sekarang 73,46 ton. Pupuk jenis NPK alokasinya 8.251 ton dengan RDKK 19.514,46 ton dan tersalurkan 3.400,87 ton.

Pupuk organik padat alokasi sebesar 855 ton dengan RDKK 3.454,58 ton dan baru tersalurkan 43,18 ton. Sementara pupuk organik cair alokasi dari pemerintah 2.138 liter dan belum ada penyaluran.

"Kami mengimbau kepada petani segera menebus pupuk sesaui dengaan RDKK yang diajukan," imbaunya.

Sementara itu, Bupati Gunung Kidul Sunaryanta menyatakan dengan ketersediaan pupuk yang sudah semakin baik ini semoga menjadi modal ketengan petani akan kebutuhan pupuk dalam menghadapi musim tanam.

Pada 2021 ini, Pemkab Gunung Kidul telah mendapat tambahan alokasi pupuk bersubsidi sebanyak 18 ribu ton urea dan 11 ribu ton pupuk organik. "Yang terpenting bagaimana pupuk ini cepat sampai pada petani," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Terkait


Legislator: Realisasi Pupuk Bersubsidi di Harus Jelas

Pupuk Indonesia Kaji Pembangunan Pabrik Pupuk Kieserite

Pemprov Banten Salurkan Pupuk Subsidi di 8 Kabupaten/Kota

Erick Thohir Minta Petani tak Bergantung pada Pupuk Subsidi

Rencana IPO Pupuk Kaltim Dipandang Tepat

Republika Digital Ecosystem

Kontak Info

Republika Perwakilan DIY, Jawa Tengah & Jawa Timur. Jalan Perahu nomor 4 Kotabaru, Yogyakarta

Phone: +6274566028 (redaksi), +6274544972 (iklan & sirkulasi) , +6274541582 (fax),+628133426333 (layanan pelanggan)

[email protected]

Ikuti

× Image
Light Dark