Rabu 29 Sep 2021 17:07 WIB

Gelandang Milan Masih tak Habis Pikir dengan Kinerja Wasit

Jalannya laga dinilai ditentukan detail kecil dan kontroversi keputusan wasit.

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Endro Yuwanto
Pemain AC Milan Ismael Bennacer.
Foto: EPA-EFE/MATTEO BAZZI
Pemain AC Milan Ismael Bennacer.

REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Lawatan Atletico Madrid ke markas AC Milan, Stadion San Siro, pada laga kedua penyisihan Grup B Liga Champions, Rabu (29/9) dini hari WIB, diwarnai berbagai kontroversi. Sorotan utama tertuju pada kepemimpinan wasit di laga yang berakhir untuk kemenangan Los Rojiblancos, 2-1, tersebut.

Kontroversi pertama terjadi saat wasit asal Turki, Cuneyt Cakir, mengusir gelandang Milan, Franck Kessie, usai menerima kartu kuning kedua pada menit ke-29. Kehilangan satu pemain ini pun membuat Milan kesulitan untuk menggandakan keunggulan.

Di sisi lain, Los Rojiblancos terus berusaha menyamakan kedudukan setelah sempat tertinggal lewat gol Rafael Leao pada menit ke-20. Tidak berhenti sampai di situ, wasit juga mengeluarkan keputusan kontroversial saat memberikan hadiah penalti buat Atletico pada menit ke-97.

Saat itu, Pierre Kalulu dinilai melakukan handball di dalam kotak penalti. Padahal, dari cuplikan video, sebelum Kalulu menyentuh bola, gelandang Atletico Madrid, Thomas Lemar, terlihat lebih dulu melakukan handball saat terlibat duel perebutan bola.

Gelandang Milan, Ismail Bennacer, menyebut, laga ini merupakan salah satu laga besar di pentas Liga Champions musim ini. Sayangnya, jalannya laga ini ditentukan oleh detail-detail kecil dan kontroversi keputusan wasit.

''Kalah dengan kondisi ini, meski kami telah memberikan segalanya, benar-benar mengecewakan. Detail kecil menjadi pembeda di laga ini,'' ujar Bennacer seperti dikutip Football Italia, Rabu (29/9).

Gelandang asal Aljazair itu pun mengaku masih tidak habis pikir dengan berbagai keputusan wasit di laga tersebut. Mulai dari kartu kuning kedua Kessie, hingga hadiah tendangan penalti buat Atletico Madrid pada menit-menit terakhir laga.

''Saat saya berbicara soal semua yang telah terjadi di laga ini. Saya benar-benar tidak mengerti. Khusus untuk insiden handball, harusnya ada VAR (Video Assistant Referee), biarkan mereka mengambil keputusan ini. Saya tidak tahu harus berkata apa lagi,'' keluh Bennacer.

Kekalahan ini membuat Milan terpuruk di dasar klasemen sementara Grup B Liga Champions. I Rossoneri gagal memetik poin di dua laga, usai sebelumnya dibekap Liverpool, 2-3, di laga pembuka penyisihan Grup B, dua pekan lalu.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement