REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN Erick Thohir menunjuk salah satu finalis program Girls Takeover asal Jawa Barat, Sharon, untuk sehari menjadi Menteri BUMN. Sharon akan menggantikan posisi Erick sebagai Menteri BUMN pada Kamis (30/9).
Erick mengatakan, prosesi pemilihan cukup menyulitkan lantaran seluruh finalis memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. "Sharon nanti kamu gantiin saya. Kamis itu rapat pimpinan jadi kamu pimpin rapat tentang dua hal yaitu memastikan kesetaraan gender berjalan dan bagaimana program Kementerian BUMN sekarang yang fokus keberpihakan pada pendidikan, lingkungan hidup, dan UMKM. Empat hal ini yang kamu reviu," ujar Erick dalam jumpa pers program Girls Takeover di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (29/9).
Selain itu, Erick juga menunjuk lima finalis lain menjadi direktur utama (dirut) di sejumlah BUMN selama sehari. Erick meminta Virdha dari Jawa Tengah menjadi dirut PT Angkasa Pura I dan meninjau fasilitas untuk para disabilitas yang ada di bandara. Erick juga menunjuk Adinda dari Jawa Tengah untuk menjadi Dirut Bank Mandiri. Erick meminta Adinda mengecek transformasi digital yang saat ini sedang dilakukan Bank Mandiri.
"Indira dari Sulawesi Selatan saya tugaskan jadi (Dirut) Kimia Farma untuk melihat perbaikan industri kesehatan, terutama obat. Saya minta memetakan bahan baku impor apa saja dan meninjau integrasi pelayanan yang tengah dilakukan Kimia Farma dengan IHC," ucap Erick.
Sementara Sisilia dari NTT diminta menjadi Dirut BRI. Erick mengatakan, BRI baru saja melakukan penambahan modal atau rights issue terbesar di Asia Tenggara dengan Rp 96 triliun. Erick meminta Sisilia mengevaluasi integrasi ekosistem ultramikro yang dilakukan BRI bersama Pegadaian dan PNM dalam membantu pelaku ultra mikro dan UMKM.
"Putri dari Jawa Barat sebagai Dirut Telkomsel yang sedang melakukan integrasi sangat besar menghadapi gelombang kedua disrupsi digital," ungkap Erick.
Kata Erick, berbeda dengan gelombang pertama disrupsi digital yang hanya terjadi pada sektor retail, makanan dan minuman, serta transportasi, Erick menyebut sektor industri dalam gelombang kedua disrupsi digital jauh lebih banyak, seperti keuangan, kesehatan, asuransi, pendidikan, hingga media, yang beberapa di antaranya sudah mulai terjadi. Erick meminta Putri mereviu persiapan Telkomsel dalam menghadapi gelombang kedua disrupsi digital.
Dalam sesi wawancara dengan seluruh peserta, Erick menanyakan apa yang menjadi kekurangan mereka masing-masing. "Pada kaget, biasa ditanya apa kelebihan. Ini penting karena fungsi pemimpin ialah dapat mengakui kekurangan," kata Erick.
Erick mengatakan, proses pemilihan dari tujuh ribu peserta menjadi enam finalis murni dilakukan Yayasan Plan Indonesia, tanpa adanya intervensi dari Kementerian BUMN. Erick mengaku tidak menyangka dua dari enam finalis merupakan talenta dari BUMN yakni Sharon dan Indira. Erick menilai hal itu menandakan, transformasi talenta di BUMN berjalan dengan baik.
Erick mengatakan, transformasi talenta juga menjadi penting di samping transformasi dari bisnisnya itu sendiri. Erick menilai transformasi bisnis tak akan terjadi tanpa adanya transformasi pada sektor talenta.
"Keberpihakan kita jelas, tidak hanya kesetaraan gender, kepemimpinan wanita, tapi juga kepemimpinan generasi muda. Genertai muda bukan ancaman tapi realita kehidupan bahwa Allah SWT berikan kita luar biasa pikiran dan karya, yang tidak dikasih umur, mau tidak mau kalau bicara kontinuitas generasi muda harus kita dorong," ungkap Erick menambahkan.