Rabu 29 Sep 2021 17:27 WIB

Covid-19 di Tasikmalaya Menurun, Dinkes: Jangan Euforia

Kasus kematian akibat Covid-19, selama September terdapat 14 kasus.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Hiru Muhammad
Komunitas Badut Tasik melakukan sosialisasi dan edukasi penerapan prokes kepada para siswa di SDN Dadaha, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya, Senin (27/9).
Foto: bayu adji p
Komunitas Badut Tasik melakukan sosialisasi dan edukasi penerapan prokes kepada para siswa di SDN Dadaha, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya, Senin (27/9).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA--Angka kasus Covid-19 di Kota Tasikmalaya terus mengalami penurunan. Angka kematian akibat Covid-19 di daerah itu juga terus menurun.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tasikmalaya per 29 September, total kasus Covid-19 berjumlah 14.677 kasus, bertambah dua kasus dari hari sebelumnya. Dari total kasus itu, 90 orang di antaranya masih aktif, 14.045 orang sembuh, dan 542 orang meninggal dunia. "Per hari ini penambahan kasus hanya dua orang. Ini patut disyukuri," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinkes Kota Tasikmalaya, Asep Hendra, Rabu (29/8).

Ia menyebutkan, selama September, angka penambahan kasus Covid-19 tak sebanyak bulan-bulan sebelumnya. Berdasarkan catatannya, pada periode 1-27 September terdapat penambahan 329 kasus Covid-19. Angka itu berkurang drastis dibandin Juli dan Agustus. Selama Juli, penambahan kasus Covid-19 di Kota Tasikmalaya tercatat sekitar 3.900 kasus. Sementara pada Agustus, terdapat tambahan sekitar 1.700 kasus Covid-19.

Untuk kasus kematian akibat Covid-19, selama September terdapat 14 kasus. Angka itu juga berkurang dibanding Juli dan Agustus. Selama Juli, terdapat 214 kasus kematian. Sementara pada Agustus terdapat 82 kasus kematian.

"Yang meninggal itu tetap rata-rata yang belum divaksin. Data di kami mengatakan 90 persen lebih yang meninggal itu belum divaksin. Jadi memang vaksin itu sangat memengaruhi," kata Asep.

Kendati kasus Covid-19 telah menurun, Asep mengingatkan masyarakat Kota Tasikmalaya untuk tidak euforia. Pasalnya, diprediksi masih akan ada gelombang ketiga penularan Covid-19.

Ia menjelaskan, saat ini pihaknya juga terus mempercepat program vaksinasi. "Karena peneliti epidemiologi memprediksi akan ada gelombang ketiga. Mangkanya kita terus gencarkan vaksinasi," kata dia.

Menurut dia, ketika sudah banyak masyarakat yang divaksin, risiko bergejala berat ketika terpapar Covid-19 dapat diminimalisir. Sebab, vaksin sudah terbukti mengurangi risiko kematian ketika terpapar.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement