REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Stasiun Sudirman dipastikan nantinya akan terintegrasi dengan Stasiun LRT Jabodebek Dukuh Atas. Kedua stasiun tersebut akan terintegrasi dengan adanya Serambi Temu Dukuh Atas atau Jembatan Penyeberangan Multiguna (JPM) yang dibangun oleh PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek.
Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI Didiek Hartantyo mengatakan, dengan adanya JPM tersebut akan memudahkan para pengguna transportasi umum. "JPM ini direncanakan memiliki fasilitas yang ramah pejalan kaki, ramah pesepeda, menyediakan area komersial, dan merupakan ruang kolaborasi masyarakat," kata Didiek dalam pernyataan tertulisnya, Rabu (29/9).
Didiek menuturkan, KRL yang selama ini menjadi tulang punggung masyarakat di wilayah Jabodetabek nantinya akan ditopang dengan kehadiran LRT Jabodebek. Untuk itu, kedua moda transportasi tersebut perlu diintegrasikan agar dapat melayani lebih banyak masyarakat.
"Kolaborasi antara KAI dengan seluruh pemangku kepentingan dalam rangka mengintegrasikan transportasi di Jabodetabek ini diharapkan dapat membuat masyarakat beralih untuk menggunakan transportasi massal," ungkap Didiek.
LRT Jabodebek akan melayani masyarakat melalui 18 stasiun dari Stasiun Harjamukti dan Jatimulya hingga ke Stasiun Dukuh Atas. Didiek memastikan, KAI terus berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan LRT Jabodebek beroperasi pada waktu yang ditentukan yaitu pertengahan 2022.
Sementara itu, Direktur Utama PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek Tuhiyat mengatakan, Badan Pengelola Transportasi Jakarta (BPTJ) menugaskan PT MRT dan KAI untuk kemudian menugaskan kepada PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek membangun JPM yang menghubungkan stasiun LRT Jabodebek Dukuh Atas dengan Stasiun Sudirman. Begitu juga dengan revitalisasi Stasiun Sudirman.
Tuhiyat mengatakan, JPM tersebut diharapkan menjadi ikon integrasi sehingga menjadi identitas baru perkotaan. "JPM selesai ditargetkan sesuai dengan rencana selesainya LRT Jabodebek pada Juni 2022," kata Tuhiyat.