REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemerintah sudah mencanangkan sejumlah proyek terkait integrasi transportasi Jabodetabek, salah satunya dengan penataan sejumlah stasiun. Penataan kawasan Stasiun Tebet dan palmerah diresmikan hari ini (29/9) oleh Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
"Kawasan Stasiun Tebet dan Stasiun Palmerah setelah ditata akan mempermudah para pengguna KRL saat akan melanjutkan perjalanannya menggunakan transportasi umum lainnya," kata Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Didiek Hartantyo dalam pernyataan tertulisnya, Rabu (29/9).
Didiek mengatakan, penataan tersebut juga akan membuat kawasan di sekitar stasiun lebih teratur dan tertib. Dengan begitu dapat mengurangi kemacetan yang sebelumnya kerap timbul pada kawasan tersebut.
Dia menambahkan, penataan kawasan stasiun juga akan memberikan nilai tambah bagi lingkungan di sekitar stasiun. "Ini juga dapat membantu pemulihan perekonomian masyarakat melalui meningkatnya mobilitas masyarakat pengguna transportasi umum dengan tetap menerapkan protokol kesehatan," ungkap Didiek.
Didiek mengharapkan penataan di kawasan stasiun yang dilakukan bersama stakeholders tidak hanya bermanfaat bagi pengguna KRL saja. Dia mengharapkan penataan stasiun juga bermanfaat bagi para pelaku UMKM yang berjualan di sekitar kawasan.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek Tuhiyat mengatakan penataan Stasiun Tebet dan Palmerah merupakan penataan stasiun tahap kedua. Sebelumnya, penataan stasiun tahap pertama sudah dilakukan di Stasiun Tebet, Palmerah, Gondangdia, Manggarai, dan Jakarta Kota.
Tuhiyat menyebut penataan Stasiun Manggarai progres fisiknya sudah mencapai 95 persen dan Gondangdia mencapai 62 persen. Sementara untuk Stasiun jakarta Kota ditargetkan akan selesai pada 2022.
"Penataan stasiun ini akan diikuti dengan pengawasan stasiun untuk memberikan keamanan dan kenyamanan penumpang," jelas Tuhiyat.