REPUBLIKA.CO.ID,BOGOR -- Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat, meminta satgas pelajar mengantisipasi potensi tawuran antarpelajar saat pelaksanaan uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) serentak tingkat SMP dan SMA/SMK sederajat mulai Senin (4/9).
Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor Hanafi, saat melakukan kunjungan simulasi PTM di SMPN 5 Kota Bogor mengatakan bahwa seluruh sekolah tingkat SMP hingga SMA/SMK sederajat perlu berkomitmen untuk mengaktifkan kembali pengawasan ekstra mengenai aktivitas pelajar di luar sekolah.
Dalam implementasinya, satgas pelajar yang telah didukung hingga tingkat musyawarah pimpinan kecamatan (muspika) yang terdiri atas camat, danramil dan kapolsek di enam kecamatan Kota Bogor diharapkan lebih cepat mengantisipasi potensi konflik antarpelajar selama Uji Coba PTM berlangsung.
Pantauan tempat berkumpul pelajar di luar jam sekolah bisa lebih mudah dijangkau dengan berkoordinasi bersama anggota satgas pelajar di tingkat kecamatan. Hanafi berharap kegiatan pelajar di sekolah murni fokus pada pembelajaran tatap muka tanpa aktivitas yang lain agar peluang berkumpul dengan teman untuk membicarakan hal yang kurang penting seperti tawuran bisa terhindarkan.
Kadinaslantas menyebut sebanyak 44 SMP negeri dan swasta lolos verifikasi uji coba PTM dari 50 sekolah yang mendaftar. Ia menekankan bahwa semua patuh pada aturan protokol kesehatan maupun pengawasan keamanan, baik di sekolah maupun di luar sekolah."Kalau berjalan baik, PTM berlanjut tanpa batas waktu," ujarnya, Rabu (29/9).
Sementara itu, Kapolresta Bogor Kombes Pol.Susatyo Purnomo Condro menegaskan bahwa satgas pelajar perlu ikut mengawal jalannya uji coba PTM pada sisi potensi aktivitas melenceng yang terjadi di kalangan pelajar.
Mengingat pentingnya pelajar kembali beradaptasi untuk beraktivitas di sekolah, lanjut dia, jangan sampai segelintir anak membuat suasanaPTM terganggu. "Begitu ada pelanggaran, apalagi menambah penyebaran COVID-19, pelajarnya, sekolahnya bisa kena sanksi ditutup kembali, tidak ikut uji coba PTM," katanya.