Rabu 29 Sep 2021 22:28 WIB

Malaysia Kembali Tegaskan Sedang Menuju Endemi Covid-19

Malaysia sedang menuju fase endemi untuk hidup bersama Covid-19.

Malaysia sedang menuju fase endemi untuk hidup bersama Covid-19.
Foto: AP/FL Wong
Malaysia sedang menuju fase endemi untuk hidup bersama Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Perdana Menteri Malaysia, Ismail Sabri Yaakob, menegaskan kembali negaranya sedang menuju endemi Covid-19. Pihaknya mengharapkan warga Malaysia terus menjaga diri dalam melindung keluarga dari penyakit.

"Negara kini sedang menuju ke fase endemi di mana kita akan terus hidup bersama Covid-19 dalam kehidupan normal baru. Kerja sama keluarga Malaysia amat diharapkan agar terus menjaga diri sendiri dan menjaga kebersihan demi keselamatan diri," kata Ismail usai pertemuan Komite Khusus Penanganan Pandemi di Putrajaya, Rabu (29/9).

Baca Juga

Pada kesempatan tersebut, Ismail mengumumkan perubahan fase Lembah Klang (Kuala Lumpur, Putrajaya, Selangor) dari fase dua ke fase tiga, Melaka dari fase dua ke fase tiga dan Kedah dari fasa satu ke fase dua. "Peralihan fase ini dibuat setelah mempertimbangkan penilaian risiko dari waktu ke waktu oleh Kementerian Kesehatan Malaysia (KKM) dan Majelis Keselamatan Negara (MKN)," katanya.

Berdasarkan keputusan komite yang membenarkan peralihan dari fase satu ke fase dua bagi Negeri Kedah, ujar dia, ini bermakna tidak ada lagi negeri (provinsi) yang berada di fase satu di seluruh negara. Ismail mengatakan, tadi malam tingkat penularan bagi seluruh negara mencatatkan nilai 0.88 dan masuknya pasien COVID-19 ke ICU juga menunjukkan tren penurunan.

Berdasarkan tingkat penularan yang masih tetap di bawah nilai 1.0, pemerintah yakin proyeksi penularan kasus harian baru Covid-19 terus mencatatkan tren penurunan. Ismail mengatakan, pada 28 September 2021 Program Imunisasi COVID-19 Kebangsaan (PICK) mencatatkan kadar 85.1 persen populasi dewasa lengkap divaksin.

"Pada masa yang sama, Program Imunisasi Covid-19 Kebangsaan Remaja (PICK Remaja) mendapat sambutan positif apabila mencatatkan sebanyak 1.217.386 dosis vaksin telah diberikan kepada remaja berumur 12 hingga 17 tahun," katanya.

Perkembangan ini searah dengan pengumuman pemerintah yang mengharapkan sebanyak mungkin pelajar menerima vaksinasi lengkap menjelang pembukaan sesi persekolahan secara bertahap mulai Oktober. "Seperti yang telah saya umumkan pada 22 September, pemerintah akan membenarkan pergerakan lintas negeri apabila kadar vaksinasi lengkap populasi dewasa mencapai 90 persen," katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement