Rabu 29 Sep 2021 23:17 WIB

Gus Mus Berbagi Kiat Damaikan Kubu yang Bertikai

Mendamaikan orang yang bertikai bukan perkara yang mudah

Rep: Andrian Saputra/ Red: Nashih Nashrullah
Penyair yang juga pengasuh Pondok Pesantren Raudhatut Thalibin Leteh Rembang, Jateng, KH Mustofa Bisri (Gus Mus) menggarisbawahi tentang cara damaikan orang bertika.
Foto: Antara/Zarqoni Maksum
Penyair yang juga pengasuh Pondok Pesantren Raudhatut Thalibin Leteh Rembang, Jateng, KH Mustofa Bisri (Gus Mus) menggarisbawahi tentang cara damaikan orang bertika.

REPUBLIKA.CO.ID, — Islam mengajarkan pemeluknya untuk menebarkan kasih sayang dan perdamaian kepada setiap manusia tanpa memandang perbedaan ras, suku, golongan atau pun agamanya. 

Sebaliknya Islam melarang memupuk dendam, mengobarkan permusuhan, serta menyakiti orang lain, yang berakibat memecah belah persatuan. Karena itu salah satu misi seorang Muslim di muka bumi adalah untuk menjadi agen perdamaian.  

Baca Juga

Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang, KH Ahmad Mustofa Bisri, dalam pengajiannya menjelaskan bahwa setiap upaya mendamaikan (islah) antara manusia yang sedang berselisih dengan cara-cara yang baik dan terpuji itu akan memberikan dampak yang lebih baik daripada menyelesaikan persoalan atau perselisihan dengan menggunakan kekuatan atau kekerasan.  

Kiai Mustofa Bisri atau akrab disapa Gus Mus menerangkan menyelesaikan masalah atau perselisihan dengan kekuatan atau kekerasan itu hanya akan meredam masalah sementara saja.  

Tapi setelah itu, perselisihan, permusuhan akan kembali berkobar bahkan bisa lebih parah dari sebelumnya. Sementara menyelesaikan perselisihan dengan perdamaian melalui langkah-langkah terpuji itu akan mendatangkan kebaikan yang panjang hingga terjalinya persatuan dan persaudaraan, menghilangkan dendam, menumbuhkan rasa saling rela, menghormati setiap pihak, mewujudkan rasa saling memahami serta sikap tasamuh.

Perdamaian melahirkan toleransi, rasa saling menyayangi dan mendorong setiap orang untuk menyampaikan permintaan maaf kepada pihak lainnya, serta membersihkan jiwa dan hati sehingga menjadi halus.  

"Kalau ada orang berkelahi, bertentangan ini bisa diselesaikan dengan kekerasan bisa dengan halus dengan perdamaian. Kalau dengan keras itu cepat sekali selesai, tapi nanti masih meninggalkan dendam-dendam. Tapi kalau kamu selesaikan dengan perdamaian, sini kamu approach sana kamu approach, win win solution, tidak ada yang merasa menang, tidak ada yang merasa kalah, ini malah nanti pengaruhnya lama (terjalin persatuan yang langgeng) karena mereka terus menghilangkan dendam," kata Gus Mus dalam pengajiannya yang disiarkan melalui akun YouTube resmi GusMus Channel beberapa waktu lalu.

Sebab itu Islam sangat menganjurkan kepada setiap Muslim untuk melakukan islah atau mendamaikan antarmanusia yang sedang berselisih. Bukan justru mengompori dan memperburuk keadaan serta hubungan orang-orang yang sedang berselisih. 

"Jadi dengan cara yang halus kedua belah pihak bisa ditemukan kembali, yang merasa salah kemudian tidak gengsi bisa menyampaikan maaf, minta maaf kepada yang disalahi. Ini betul betul terpuji, orang akan menjadi damai dan akan apik (baik) selamanya. Tapi kalau model kekerasan itu lain lagi, tidak bisa langgeng tapi bertentangan," katanya. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement