Kamis 30 Sep 2021 06:52 WIB

Kapolri Ajak 56 Pegawai KPK Gabung Kepolisian Harus Didukung

Upaya Kapolri untuk merekrut pegawai KPK yang tidak lulus TWK patut diberi dukungan.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Andi Nur Aminah
Ketua Komite I DPD RI Fachrul Razi. Fachrul Razi menilai langkah Kapolri merekrut pegawai KPK yang tidak lulus TWK adalah solusi yang baik dan patut didukung.
Foto: DPD
Ketua Komite I DPD RI Fachrul Razi. Fachrul Razi menilai langkah Kapolri merekrut pegawai KPK yang tidak lulus TWK adalah solusi yang baik dan patut didukung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komite I DPD RI, Fachrul Razi, mengapresiasi langkah Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengajak 56 pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang tak lolos tes wawasan kebangsaan (TWK) gabung ke kepolisian. Menurutnya langkah tersebut harus didukung.

"Niat baik ini harus diapresiasi, dan DPD RI sangat mendukung atas langkah ini. Permasalahan nantinya ada yang tidak bersedia direkruet, itu masalah lain. Yang pasti upaya Kapolri untuk merekrut pegawai KPK yang tidak lulus TWK adalah langkah yang harus kita dukung," kata Fachrul dalam keterangan tertulisnya, Rabu (29/9).

Baca Juga

Sebelumnya Listyo berpendapat rekam jejak 56 pegawai KPK tersebut bermanfaat untuk memperkuat Polri sebagai institusi. Fachrul Razi menilai hal tersebut merupakan langkah Win-Win Solution.

"Adalah solusi yang baik. Sehingga dianggap bisa menyelesaikan masalah secara musyawarah, humanis, dan dialogis," ujar senator asal Aceh tersebut.

Untuk diketahui Kapolri Jenderal Pol Sigit Listyo Prabowo mengajak 56 orang pegawai KPK yang tak lolos TWK untuk bergabung ke kepolisian. Ia mengatakan Bareskrim Polri sedang membutuhkan personel yang memenuhi kualifikasi pemberantasan korupsi. 

Baca juga : Pegawai KPK Timbang Tawaran Kapolri

Sigit mengaku sudah meminta resmi rencana tersebut kepada Presiden Jokowi. "Pada prinsipnya, beliau (Presiden Jokowi) setuju 56 orang pegawai KPK tersebut untuk bisa menjadi ASN Polri," kata Sigit, Selasa (28/9).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
سَيَقُوْلُ الْمُخَلَّفُوْنَ اِذَا انْطَلَقْتُمْ اِلٰى مَغَانِمَ لِتَأْخُذُوْهَا ذَرُوْنَا نَتَّبِعْكُمْ ۚ يُرِيْدُوْنَ اَنْ يُّبَدِّلُوْا كَلٰمَ اللّٰهِ ۗ قُلْ لَّنْ تَتَّبِعُوْنَا كَذٰلِكُمْ قَالَ اللّٰهُ مِنْ قَبْلُ ۖفَسَيَقُوْلُوْنَ بَلْ تَحْسُدُوْنَنَا ۗ بَلْ كَانُوْا لَا يَفْقَهُوْنَ اِلَّا قَلِيْلًا
Apabila kamu berangkat untuk mengambil barang rampasan, orang-orang Badui yang tertinggal itu akan berkata, “Biarkanlah kami mengikuti kamu.” Mereka hendak mengubah janji Allah. Katakanlah, “Kamu sekali-kali tidak (boleh) mengikuti kami. Demikianlah yang telah ditetapkan Allah sejak semula.” Maka mereka akan berkata, “Sebenarnya kamu dengki kepada kami.” Padahal mereka tidak mengerti melainkan sedikit sekali.

(QS. Al-Fath ayat 15)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement