Kamis 30 Sep 2021 08:48 WIB

Muslim Uighur di Kanada Buka Masjid Baru

Komunitas Uighur membeli gereja berusia 150 tahun yang telah direnovasi.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
Muslim Uighur di Kanada Buka Masjid Baru Seorang pengunjuk rasa dari komunitas Uighur yang tinggal di Turki, memegang plakat anti-China selama protes di Istanbul, Kamis, 25 Maret.
Foto: AP/Emrah Gurel
Muslim Uighur di Kanada Buka Masjid Baru Seorang pengunjuk rasa dari komunitas Uighur yang tinggal di Turki, memegang plakat anti-China selama protes di Istanbul, Kamis, 25 Maret.

REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA -- Komunitas Muslim Uighur yang berada di Kanada membuka masjid baru di pinggiran Toronto, Kanada. Masjid ini resmi dibuka di bekas bangunan Gereja Katolik Roma berusia 150 tahun yang telah direnovasi.

Peresmian masjid dilakukan dengan pembacaan Alquran dan pengibaran bulan sabit biru dan putih, serta bendera bintang Turkestan Timur. Bangunan ini nantinya disebut mampu menampung hingga 2.000 jamaah.

Baca Juga

Asosiasi Turkestan Timur Kanada, yang menggunakan nama pilihan orang Uighur untuk Daerah Otonomi Uighur Xinjiang (XUAR) di China barat laut, menyusun gagasan tentang Pusat Uighur Kanada pada 2008. Kemudian, 13 tahun setelahnya mereka membeli gedung gereja itu seharga 482 ribu dolar AS dengan sumbangan dari Jerman dan Australia.

"Bagi Uighur di Kanada, ini seperti menunjukkan hasil apa yang bisa didapat dan tidak bisa dicapai oleh persatuan dan solidaritas,” kata Presiden Komunitas tersebut Tuyghun Abduweli, dikutip di Radio Free Asia, Kamis (30/9).

Ia menyebut persatuan komunitas yang akhirnya membuat mereka bisa membeli sebuah gereja dan mengubahnya menjadi sebuah masjid. Tidak hanya sebagai tempat ibadah, bangunan ini juga digunakan untuk berbagi tentang budaya, sejarah dan agama.

Upacara pembukaan ini menghadirkan anggota komunitas Uighur di Kanada, seorang anggota parlemen Kanada, serta diplomat dan pejabat. Pemimpin dari dua kelompok besar pengasingan Uighur, yaitu Presiden Kongres Uighur Dunia yang berbasis di Jerman Dolkun Isa dan Direktur Eksekutif Kampanye Uighur di AS Rushan Abbas pun hadir dalam kegiatan ini.

Asosiasi Turkestan Timur Kanada juga mengundang pendeta Katolik dan mantan jemaat gereja untuk meningkatkan kesadaran akan penderitaan orang-orang Uighur di XUAR. Pendeta terakhir gereja itu, Robin Wilkie, menyebut jemaat Katolik semakin tua, sementara pengurus gereja tidak mampu lagi mempertahankan gedung itu.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement