REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Demi memberikan daya tarik investor, Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) secara terpadu tengah membangun sejumlah infrastruktur dasar yang meliputi konektivitas, sumber daya air, permukiman dan perumahan di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang. Hal tersebut dilakukan untuk mendukung pengembangan KIT Batang.
“Pembangunan kawasan industri ini merupakan pola baru karena menggunakan tanah negara dan fasilitas disediakan pemerintah, seperti jalan, air, sanitasi dan perumahan sehingga investor yang datang hanya perlu membangun pabrik dan langsung beroperasi,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam pernyataan tertulisnya, Rabu (29/9).
Untuk mendukung konektivitas, Basuki mengatakan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR bersama Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) telah menyelesaikan pembangunan Simpang Susun (SS) Akses KIT Batang. Proyek tersebut merupakan bagian dari ruas Jalan Tol Batang-Semarang sepanjang 3,1 kilometer.
Pembangunan SS KIT Batang dilakukan sejak November 2020 hingga Juli 2021 dengan nilai kontrak Rp 142,3 miliar. "Pembangunan ini dilakukan oleh kontraktor PT Waskita Karya, konsultan perencana PT Cipta Strada dan konsultan supervisi PT Indec Internusa," ungkap Basuki.
Direktur Utama PT Jasamarga Semarang Batang (JSB) Prajudi mengatakan Simpang Susun KIT Batang dikelola oleh BUJT PT JSB. Hal tersebut dilkukan sebagai upaya untuk percepatan pengembangan KIT Batang.
"Simpang Susun KIT Batang ini pekerjaannya telah selesai dan saat ini dalam pelaksanaan penilaian oleh panitia PHO untuk kemudian proses Uji Laik Fungsi (ULF) dan Sertifikat Laik Operasi (SLO)," tutur Prajudi.
Selanjutnya, Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR tengah melakukan pembangunan jalan KIT Batang sepanjang 50 kilometer secara multiyears contract (MYC) 2020-2022. Pembangunan jalan tersebut terbagi menjadi empat paket pekerjaan.
Sementara untuk dukungan bidang Sumber Daya Air, Balao Besar Wilayah Sungai (BBWS) Kementeroan PUPR dan Ditjen SDA menyiapkan pembangunan Bendung Sungai Urang seluas 29,32 meter kubik dan Bendung Kedung Langgar seluas 142 hektare. Pembangunan bendungan tersebyt untuk memenuhi kebutuhan air baku serta penanganan drainase di empat titikyakni Sungai Mata Air sepanjang 400 meter, Sungai Brontok 770 meter, Sungai Pelabuhan 861 meter, dan Sungai Pesanggrahan 100 meter.
Di bidang permukiman, Kementerian PUPR melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Provinsi Jawa Tengah melakukan tiga pekerjaan di KIT Batang. Ketiga pekerjaan tersebut yakni Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), dan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST).
“Untuk mendukung KIT Batang kami membangun SPAM berkapasitas 285 liter perdetik, IPAL berkapasitas 18.000 meter kubik perhari dan TPST berkapasitas 35 ton perhari,” ujar Kepala BPPW Jawa Tengah Cakra Nagara.
Sementara di bidang perumahan saat ini tengah dibangun rumah susun pekerja dengan tipe barak setinggi lika lantai. Total rusun yang akan dibangun berjumlah 10 tower yang terbagi menjadi paket I terdiri dari emoat tower, paket II dan III masing-masing tiga tower. Saat ini progres fisik mencapai 13 persen dan ditargetkan selesai pada April 2022.