Kemarau Basah, Harga Tembakau Anjlok

Red: Fernan Rahadi

Petani memetik daun tembakau saat berlangsungnya musim panen (ilustrasi).
Petani memetik daun tembakau saat berlangsungnya musim panen (ilustrasi). | Foto: Antara/Siswowidodo

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Musim kemarau basah yang dalam beberapa pekan terakhir melanda DIY dan sekitarnya berdampak pada penjualan tembakau. Para petani tembakau pun menjerit.

Ketua Dewan Pimpinan Daerah Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (DPD APTI) DIY, Djuwari mengatakan, harga jual tembakau hasil panen tahun ini sangat pahit. Meskipun Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) sudah mengingatkan soal kemarau basah, Djuwari dan para petani tembakau lainnya tidak menyangka kalau harga jual tembakau panenan mereka akan jatuh sedemikian rupa. 

"Grade A hanya 19 ribu. Kemudian grade B laku 25 ribu. Harga tembakau yang paling bagus hingga saat ini (grade C) hanya laku 47 ribu. Ini terparah setelah tahun 2017," kata Djuwari, dalam jumpa pers usai Munas IV APTI di Yogyakarta, 28-29 September 2021, Rabu (29/9).

Pada tahun 2017 lalu, daun tembakau dengan grade yang sama, hanya laku Rp 17 ribu per kilogram. Menurut Djuwari, seharusnya untuk grade C setidaknya sudah laku di atas 70 ribu per kilogram. 

"Bahkan, tembakau dengan grade F atau paling bagus, pernah mencatat rekor dengan harga di atas 250 ribu perkilo,” kata Djuwari.

Djuwari mengaku, harga jual tembakau saat ini jauh di bawah perkiraan semula. Meski dihantui kemarau basah, para petani awalnya masih berharap setidaknya dapat menjual tembakau dengan harga yang lebih baik. Kalaupun tidak mampu mengejar harga seperti tahun-tahun keemasan tembakau, mereka berharap masih bisa meraih untung dari tanaman yang sejak dulu dikenal menjadi penyumbang besar penerimaan negara.

“Tapi kalau harganya seperti ini, jelas kami bukan untung, tapi merugi,” katanya mengeluh.

Keluhan yang sama, juga muncul dari sentra-sentra tembakau di Jawa Tengah, Jawa Timur dan dari seluruh provinsi yang memiliki area tanam tembakau di Indonesia. Saat ini, terdapat sembilan provinsi yang memiliki area tanam tembakau. Selain DIY, Jateng dan Jatim, budidaya tembakau juga banyak terdapat di NTB, Bali, Lampung, Jawa Barat, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Terkait


Sri Mulyani: Penerimaan Cukai Rokok Naik Rp 111,1 Triliun

Tanaman Tembakau di Ngawi Rusak Akibat Kemarau Basah

Petani Minta Pemerintah Tidak Naikkan Cukai Hasil Tembakau

Komoditas Strategis Perkebunan Siap Dibuatkan UU

Hasil Pertanian Tembakau di Trucuk Klaten untuk Pasar Ekspor

Republika Digital Ecosystem

Kontak Info

Republika Perwakilan DIY, Jawa Tengah & Jawa Timur. Jalan Perahu nomor 4 Kotabaru, Yogyakarta

Phone: +6274566028 (redaksi), +6274544972 (iklan & sirkulasi) , +6274541582 (fax),+628133426333 (layanan pelanggan)

[email protected]

Ikuti

× Image
Light Dark