REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu gejala dari Covid-19 ringan adalah kehilangan kemampuan indra penciuman. Kondisi yang juga dikenal sebagai anosmia ini juga menjadi salah satu gejala dari long Covid karena bisa dialami selama berbulan-bulan.
Para peneliti di University of East Anglia (UEA), Inggris mencoba mencari solusinya dengan uji coba yang melibatkan obat semprot dengan kandungan vitamin A. Vitamin ini berlimpah dalam wortel, jeruk, mangga, telur, dan keju.
Para ilmuwan berharap, suatu hari nanti vitamin A bisa memulihkan anosmia jangka panjang yang disebabkan oleh virus corona tipe baru (SARS-CoV-2) penyebab Covid-19. Dikutip dari laman The Sun, Kamis (30/9), peneliti memberikan obat tetes hidung yang mengandung vitamin selama 12 pekan kepada partisipan.
Menurut peneliti University of East Anglia, penelitian lain dari Jerman telah menunjukkan potensi manfaat vitamin A. Mereka pun tertantang untuk mengujinya lebih lanjut terhadap kasus anosmia akibat Covid-19.
"Kami akan mengeksplorasi bagaimana pengobatan ini bekerja untuk membantu memperbaiki jaringan di hidung yang rusak akibat virus," kata para peneliti University of East Anglia.
Vitamin A paling umum dikenal untuk menjaga kesehatan mata. Itulah sebabnya mengapa Anda disuruh makan wortel untuk memperbaiki rabun jauh.
Di samping itu, vitamin A juga penting untuk menunjang sistem kekebalan tubuh. Vitamin A pun dapat menjaga kulit dan lapisan beberapa bagian tubuh, seperti hidung, agar tetap sehat.
Para peneliti berharap penelitian bertajuk Apollo ini suatu hari nanti dapat membantu meningkatkan kesejahteraan jutaan orang di seluruh dunia yang menderita anosmia. Hal itu diwujudkan dengan mengembalikan indra penciuman mereka.
Penderita anosmia yang ingin berpartisipasi dalam uji coba skala kecil ini diminta untuk mencari rujukan dari dokter umum ke Smell and Taste Clinic di James Paget Hospital di Great Yarmouth, Norfolk, Inggris. Studi yang didanai oleh National Institute for Health Research itu akan mulai merekrut peserta pada bulan Desember.
Anosmia ditemukan dialami oleh setidaknya satu dari sepuluh penderita Covid-19. Terkadang, gangguan ini tidak kunjung hilang selama berbulan-bulan.
Penyintas Covid-19 malah bisa berakhir dengan parosmia. Kondisi ini ditandai dengan kebingungan otak untuk mengenali aroma, misalnya bau kopi malah tercium seperti asap knalpot.