Kamis 30 Sep 2021 17:30 WIB

Covid-19 Mengintai dan Cepat Menular, Pakai Masker Dobel

Masker dobel disarankan tetap dipakai saat berinteraksi di luar

Rep: Rr Laeny Sulistyawati / Red: Nashih Nashrullah
Masker dobel disarankan tetap dipakai saat berinteraksi di luar. Ilustrasi masker
Foto: AP/Kiichiro Sato
Masker dobel disarankan tetap dipakai saat berinteraksi di luar. Ilustrasi masker

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Penularan Covid-19 di Tanah Air masih terjadi. Masyarakt pun diminta tetap waspada karena penularan Covid-19 yang begitu cepat. Dokter spesialis anak, Soedjatmiko, mengatakan Covid-19 bisa menular dalam 10 detik, sehingga masyarakat perlu memakai masker dobel hingga pandemi berakhir.   

"Jika memakai dua masker maka kemungkinan terpapar virus kecil, apalagi kalau di ruang tertutup lebih dari 15 menit. Misalnya dalam bus, kereta api, kantor, sekolah memiliki risiko penularan tinggi karena virusnya ada ketika orang banyak berkumpul dan akan terus menular," kata Soedjatmiko saat mengisi konferensi virtual Istighosah dan Doa Bersama: Strategi Pembelajaran Tatap Muka Terbatas di Pondok Pesantren dan Sekolah Nahdlatul Ulama, Rabu (29/9) malam.

Baca Juga

Karena itu, dia meminta kalau guru dan ustadz masih keluar rumah dan setelah kembali ke rumah tetap pakai masker. Sebab, mana tahu dari pasar, bank, kemudian maskernya sedikit melorot. 

Padahal, dia melanjutkan, virus ini bisa masuk ke dalam tubuh dalam 10 detik. Kemudian pulang ke pesantren, rumah, kantor kalau tak memakainya kemudian muncrat menyebarkan droplet ke lingkungannya. 

"Jadi kalau bisa bapak ibu yang bekerja di luar rumah kemudian selama di rumah tetap pakai masker. Masker juga diganti yang baru supaya tidak menular ke anak-anaknya," ujarnya.

Dia meminta masyarakat lakukan ini sementara waktu sampai pandemi berakhir.  Karena kata kuncinya adalah virus corona ada di mulut, hidung, tenggorokan, dan saluran pencernaan anak dan orang dewasa.

Kemudian, dia melanjutkan, virus ini masuk melalui saluran itu, terbanyak hidung dan mulut, bukan kulit dan kaki. "Namun, orang yang terinfeksi Covid-19 sebanyak 60 hingga 70 persen tidak merasakan apa-apa sepekan pertama. Mereka malah berkerumun dimana-mana termasuk sekolah umum, pesantren, boarding school, pulang pergi dan inilah sumber penularan sehingga terjadi dua kali puncak kasus," ujarnya. 

Kemudian, dia melanjutkan, virus ini masuk ke organ tubuh yang lain seperti paru-paru, otak, dan lainnya. Selain itu, dia meminta masyarakat jangan berkerumun, berkumpul. 

Meski semua orang sekarang boleh ke mal, dia melanjutkan, bukan berarti semua boleh bepergian serentak ke sana. Dia juga meminta ini dilakukan ketika di sekolah supaya jangan berkerumun, ngobrol, berdekatan. 

Sebab, dia menyebutkan per Juni hingga Agustus tahun ini banyak orang tidak bepergian karena satu anggota yang pergi misalnya ayahnya tetapi ternyata satu keluarga yang terinfeksi virus. 

Ternyata, dia melanjutkan, setelah ditelusuri orang yang keluar rumah ini memakai masker tetapi sempat dibuka karena makan. Kemudian begitu sampai di rumah, masker dilepas dan menyebarkan virus ke anak-anaknya. 

"Makanya klaster keluarga pada Juli hingga Agustus 2021 banyak sekali dan orang tua banyak meninggal dunia," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement