REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Bupati Cianjur, Jawa Barat, Herman Suherman, mengatakan, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang rendah membuat Cianjur masuk dalam lima kabupaten yang memiliki jumlah penduduk miskin ekstrem tertinggi di Jawa Barat. Pihaknya akan melakukan berbagai cara untuk menekan angka tersebut.
"Pemkab akan berupaya mengentaskan kemiskinan sekaligus meningkatkan IPM dengan berbagaiu cara seperti meningkatkan kualitas pendidikan hingga pertanian," kata Herman di Cianjur, Kamis (30/9).
Ia menjelaskan, untuk pendidikan akan digenjot dengan memperbanyak PKBM sebagai sarana anak putus sekolah. Sedangkan pertanian akan digenjot lebih luas karena mayoritas warga Cianjur berprofesi sebagai petani.
Pemerintah daerah, ungkap dia, akan memfasilitasi pemasaran melalui BUMD perdagangan. Dengan demikian, pendidikan yang bagus dan sektor ekonomi dari pertanian yang meningkat dapat mengentaskan kemiskinan.
"Tercatat tingkat kemiskinan ekstrem di Cianjur mencapai 4 persen atau 90.480 jiwa. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik dan Dinas Sosial Cianjur, angka kemiskinan secara keseluruhan mencapai 10 persen atau sekitar 300 ribu keluarga," katanya.
Ia menambahkan, IPM Cianjur yang berada di peringkat terakhir di Jawa Barat, dengan angka 65,38 dinilai menjadi salah satu faktor yang membuat indeks kemiskinan naik. "Berbagai cara akan kita lakukan, agar IPM meningkat dan angka kemiskinan terus menurun, sehingga Cianjur, tidak lagi masuk dalam wilayah termiskin di Jabar," katanya.