Kamis 30 Sep 2021 20:14 WIB

Sekjen PPP Soroti Masih Rendahnya Penghimpunan Dana Zakat

Potensi zakat di Indonesia bisa mencapai Rp320 triliun per tahun.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Nashih Nashrullah
Potensi zakat di Indonesia bisa mencapai Rp320 triliun per tahun. Ilustrasi Zakat. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Potensi zakat di Indonesia bisa mencapai Rp320 triliun per tahun. Ilustrasi Zakat. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –  Sekjen DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arwani Thomafi menyinggung rendahnya kegiatan pengumpulan dan pengelolaan zakat di Tanah Air. Padahal Indonesia dikenal sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia. 

Arwani menyebut berdasarkan laporan dari Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), potensi zakat di Indonesia bisa mencapai Rp320 triliun. Namun dia mendapati zakat yang baru dimanfaatkan hanya 20 persen. 

Baca Juga

Arwani menekankan pentingnya membuka ruang seluas-luasnya bagi masyarakat agar lebih mudah berbagi, lebih nyaman dan merasa aman menyalurkan zakat, infak dan sedekah (ZIS). 

Oleh karena itu, dia dan sejumlah tokoh mendirikan Yayasan Rumah Persatuan Ummat sebagai lembaga yang melakukan kegiatan pengumpulan dan pengelolaan zakat.  

"Yayasan ini didirikan sebagai solusi memaksimalkan potensi pengumpulan zakat, infak dan sedekah yang nantinya teman-teman Yayasan salurkan secara lebih tepat sasarannya, lebih akuntabel, transparan dan bisa lebih amanah," kata Arwani dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id, Rabu (29/9). 

Gus Arwani meminta Yayasan Rumah Persatuan Ummat hadir di tengah masyarakat sebagai solusi di bidang ekonomi dan kesejahteraan umat. Sebab menurutnya masih dibutuhkan lebih banyak lembaga, organisasi, kelompok masyarakat untuk menumbuhkan semangat berbagi. 

Lebih lanjut, Gus Arwani menyatakan Yayasan ini hadir untuk memberikan kenyamanan dan kepercayaan kepada masyarakat. 

"Nanti teman-teman di yayasan ini bisa menyiapkan program yang jelas, bisa dipahami masyarakat, mudah dilaksanakan, transparansi, lalu teknis dalam penyalurannya, ketepatan sasarannya harus diperhatikan," ujar Ketua Pembina Yayasan Rumah Persatuan Ummat itu.

Ketua Yayasan Rumah Persatuan Ummat, Ikbal Sayuti, mengaku sudah membuat sejumlah rencana strategis. Contohnya, di bidang pendidikan akan membantu mereka yang putus sekolah karena terdampak pandemi Covid-19. 

"Kemudian ke depan akan membangun lembaga pendidikan gratis. Dan jangka panjangnya mudah-mudahan membangun universitas yang gratis juga buat anak-anak kurang mampu," ungkap Ikbal. 

Soal penyaluran zakat, Ikbal mengatakan akan menentukan skala prioritas sesuai data agar disalurkan kepada golongan yang berhak menerima. Mengenai transparansi, Ikbal menyebut Yayasan Rumah Persatuan Ummat akan membuat aplikasi yang bisa diakses publik.

"Insya Allah akan ada aplikasi yang bisa diakses seluruh masyarakat. Jadi sumbernya dari mana, uangnya dari mana, lalu disalurkan kemana, itu nanti bisa dilihat semuanya," ucap Ikbal.

Diketahui, peresmian Yayasan Rumah Persatuan Ummat digelar di kawasan Sunter, Jakarta Utara, pada Rabu (29/9) dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Dalam acara tersebut juga dilakukan pembagian bantuan sosial secara simbolik kepada 500 rumah tangga dhuafa. 

Sebelumnya, Ketua Umum Baznas Noor Achmad melaporkan peningkatan pendapatan zakat bisa dicapai rata-rata 25-30 persen setiap tahun dari sejak 2015 sampai 2020. 

Dia berharap, target di tahun yang akan datang tidak hanya 30 persen tetapi bisa meningkat sampai dengan 100 seperti arahan Wapres.

“Bahkan target kami kalau saat sekarang ini Baznas nasional baru mencapai 385 miliar, maka Insya Allah mudah-mudahan pada 2021 ini sudah mendekati Rp550 miliar, kemudian 2022 di atas Rp1 triliun. Itu yang penting untuk kami sampaikan,” kata Noor Achmad 

Di sisi lain, pengamat ekonomi syariah, Irfan Syauqi Beik mengungkapkan potensi zakat infak sedekah dan wakaf (ziswaf) perlu dioptimalkan untuk dapat membantu masyarakat terdampak pandemi Covid-19. 

"Di lembaga-lembaga ziswaf mereka saya kira concern yang sangat tinggi, cuma memang kalau dibandingkan potensinya itu masih terdapat gap yang sangat tinggi, tugas kita adalah mereduksi gap itu, jadi gap itu kita kurangi, supaya semakin optimal potensi zakat infak sedekah dan wakaf," kata Irfan pada Kamis (15/7). 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement