Kamis 30 Sep 2021 23:15 WIB

Krisis Batu Bara China Diprediksi Hingga Musim Dingin

Perusahaan-perusahaan kecil China terjebak dalam krisis batu bara

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
 Pembangkit tenaga berbahan batu bara di Wuhai, Cina.  Perusahaan-perusahaan kecil China terjebak dalam krisis batu bara karena terbatasnya pasokan. Ilustrasi.
Foto: Reuters/Jason Lee
Pembangkit tenaga berbahan batu bara di Wuhai, Cina. Perusahaan-perusahaan kecil China terjebak dalam krisis batu bara karena terbatasnya pasokan. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, SHENYANG -- Perusahaan-perusahaan kecil China terjebak dalam krisis batu bara hingga terpaksa beralih menggunakan generator diesel atau menutup pabrik. Petinggi-petinggi industri batu baru mengungkapkan kekhawatiran pasokan akan terus merosot hingga musim dingin.

Beijing berusaha mendatangkan lebih banyak batu bara untuk utilitas demi memperbaiki pasokan listrik ke wilayah timur laut yang dilanda pemadaman terburuk selama bertahun-tahun. Provinsi Liaoning, Heilongjiang, dan Jilin yang dihuni hampir 100 juta orang paling terdampak pemadaman listrik.

Baca Juga

Pengusaha binatu di Kota Shenyang, ibu kota Liaoning, Gao Lai, mengatakan ia mengalami kerugian besar setelah pemadaman listrik memaksanya menyewa generator diesel. "Kami hanya mampu membayar untuk empat hari. Apabila berlangsung lebih lama, maka kerugian terlalu besar, maka kami tidak bisa bertahan," katanya, Kamis (30/9).

"Kami bersedia mengakalinya karena negara membutuhkannya. Namun (jika pemadaman terus berlangsung) dalam jangka lama, kami harus cari jalan keluar," tambah Goi Lai.

Kelangkaan dipicu kenaikan harga batu bara yang menjadi bahan bakar dua pertiga generator listrik China. Kini, pasokan mendekati rekor terendah karena jumlah cadangan yang sedikit dan tingginya permintaan manufaktur.

Data resmi menunjukkan, September ini untuk pertama kalinya produksi manufaktur China mengalami kontraksi sejak Februari 2020. Sejak pekan lalu, lebih dari 100 perusahaan dari berbagai bidang mulai dari pabrik komponen elektronik hingga pertambangan memberitahu pasar saham mereka menghentikan sementara produksi karena pemadaman listrik.

Namun, beberapa di antaranya mengatakan sudah kembali beroperasi dalam dua hari. Asosiasi Industri Batu Bara China sudah memperingatkan pasokan menjelang musim dingin 'tidak optimistis'. Padahal musim dingin biasanya menjadi puncak permintaan manufaktur. Mereka menambahkan inventori pembangkit listrik saat ini 'jelas rendah'.

Mereka meminta perusahaan-perusahaan 'tidak berusaha keras' meningkatkan produksi. Meski bulan Agustus lalu produksi batu bara tembus rekor tapi pengamat bank investasi China, CICC, mengatakan, insiden di tambang batu bara membuat regulator lebih hati-hati dalam mengekspansi produksi.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement